Friday 16 November 2012

Once Upon a Time

Aku kira aku kehilangan satu-satunya bukti otentik kegiatan kemah di Wonogondang tahun lalu. Tapi ternyata tidak :)

Jumat, 8 April 2011
Selamat hari Jumat!! Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Hari ini nggak sekolah. Bukan karena males sekolah terus bolos, tapi karena akan mengikuti Kemah Persaudaraan Anak Bangsa di Perkemahan Wonogondang, Sleman. Itu lho, daerah di deket merapi yang katanya berjarak satu langkah dari serangan awan panas saat erupsi dulu. Serem ya? Tapi untung deh, nggak kena. Jadi bisa kemah di sana.

Well, ikutan kemah ini kebetulan karena ditawarin sama teman kelas lain, namanya Veri – bukan nama sebenarnya, nama panggilan di sekolah – kelak dia akan jadi Pak Carik. Aku terima tawarannya dan menggaet seorang teman sekelasku, Tata. Jadilah aku dan enam siswa lainnya mewakili SMA Negeri 7 Yogyakarta mengikuti acara kemah lintas iman ini. Oya, SMAN 7 satu-satunya peserta sekolah negeri yang ikut dari daerah kota! Boleh bangga dong.. hehehe..

Singkat cerita, kami tiba di sekretariat PALM dan langsung dibagi menjadi 14 kelompok. Berhubung aku telat, akhirnya nimbrung di kelompoknya temen sekelasku yang datang duluan. Kelompok sementaraku beranggotakan 8 orang udah termasuk aku. Kami diberi waktu untuk mengenal satu sama lain sebelum Shalat Jumat dilaksanakan. Begitu selesai sesi tanya-tanyaan hobi, eh, disamperin sama panitia. Ditanyain ada yang dari sekolah yang sama gak. Karena gak boleh ada yang sama dalam satu kelompok, akhirnya aku dideportasi ke kelompok 9 waktu itu bareng As’ad dari MA Ali Maksum. Whoooaaa…!! Padahal udah mulai akrab. Tapi ya sudahlah seperti kata Bondan.

Aku kenalan sama anggota kelompok 9. Ada Diaz yang kekeuh gak mau dipanggil dengan sebutan Diah dari Stama, ada Nia dari SMAN 1 Depok, Beni dari PL Jogja, Carol dari Stero, Sapril dari SMK Ma’Arif 1 Wates, Robert dari Boda, Meilani dari MA Suhah Pandan Arah, dan Triana yang jauh-jauh dari Salatiga. Setelah kenalan, kami makan siang kemudian dilanjutkan ibadah shalat Jumat. Selesai ibadah, peserta langsung diberangkatkan menggunakan truk. Jadilah kami berdiri dempet-dempetan dan goyang-goyang mengikuti gerakan truk.

Baru sampe
Sampai di bumper, cuaca kurang baik. Hujan turun nggak bisa dihindari. Tapi, acara tetap berlangsung. Seolah tidak kenal situasi apapun, semua tampak berjalan dengan normal. Rangkaian acara pembukaan berlalu. Kami dipersilahkan menuju tenda yang sudah disiapkan di area perkemahan. Kelompokku satu tenda dengan kelompok 10. Tapi, sebelum menuju tenda aku dan Tata menyempatkan diri berfoto dengan Ibu Alissa Wahid, anak dari alm. Gusdur. Sementara sesi pemotretan, teman-teman satu sekolah ikut nimbrung. Akhirnya kami berfoto rame-rame. Sok ngeksis. Hehehe..

Setelah itu acara talkshow yang diisi oleh Alissa Wahid, Kill the DJ, dan dari Jalin Merapi. Talkshow ini merupakan talkshow kebhinekaan. Isinya tentang kebhinekaan, pengisinya juga peduli dengan kebhinekaan. Yang aku dapat dari materi ini adalah bahwa Kebhinekaan itu tampak sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti salah satu perumpaan yang dilontarkan salah seorang peserta, “di dunia ini tidak hanya ada petani, karena tidak mungkin kita makan nasi setiap hari. Tapi ada peternak juga, jadi nasi ada temannya” lain lagi “suatu bangunan tidak akan jadi sebuah bangunan jika hanya mengandalkan satu material, pasir misalnya. Tapi kalau ada batu bata, semen, kayu, bangunan tersebut ada.” Perbedaan itu bukan soal apa yang beda, tapi bagaimana kita menyatukannya menjadi satu kesatuan yang kokoh tak tertandingi. Kayak semen gresik itu, lho..

w Kill the DJ
w Alissa Wahid
Setelah selesai talkshow, dilanjutkan dengan Ishoma. Lalu acara anjangsana, waktunya kenalan dengan peserta-peserta lain. Di sini kita juga milih Pak Lurah, Bu Lurah, Pak Carik, Bu Carik. Setelah melalui proses yang cukup panjang – pencalonan dan kampanye – akhirnya terpilih para tetua-tetua yang dipercayakan memimpin warganya. Selain itu, kita juga diminta untuk membuat yel-yel dan slogan mengenai Kebhinekaan. Dengan didampingi Kak Diyon, sukseslah kami membuat yel-yel dan slogan “Siamo una nela diferensa”. Bahasa Italia tuh, plus bonus belajar ngucapinnya ^_^. Artinya sih sama kayak Bhinneka Tunggal Ika. Lanjut tiduuurr.. malam pertama tidur di tenda. Cihuy! Dingin. Karena habis hujan. Tapi nyenyak. Zzzzzz….

Sabtu, 9 April 2011
Brrrrr.. ternyata nggak sedingin yang dibayangkan. Pagi-pagi langsung olahraga. Olahraga unik, namanya satu-dua-satu-dua (berdasarkan penamaan pribadi). Olahraga dengan melakukan gerakan kedua tangan dan kaki secara bergantian menurut hitungan sampai lima. Lalu diulang dengan gerakan yang sama, tapi hitungan berkurang menjadi 4 hitungan. Dan begitu seterusnya sampai habis hitungannya. Cukuplah untuk menghangatkan badan.

Setelah bersih diri (aku tidak bisa mengingat dengan baik urutan acaranya), materi kebencanaan. Kami disuruh menyalin peta DIY dan menentukan pusat bencana. Lalu menuliskan dampak dari bencana tersebut, bagaimana keadaan daerah sekitar bencana, berapa banyak korban akibat bencana. Bencana alam nggak ada yang tahu kapan datangnya, jadi sudah menjadi kewajiban untuk selalu waspada dan siap sedia dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

Outbond.. Outbond.. ada 7 outbond yang tersebar di sekitar area perkemahan, tarzan, mindahin bola ke ember pake bamboo, menyeberangi lumpur, melewati benteng, mengeluarkan bola dalam pipa, menyeberangi kolam dengan berjalan di atas bamboo, dan berjalan melewati suatu rute dengan keadaan ‘buta’ dan ‘bisu’. Semua sukses dilalui dengan kerjasama tim yang hebat!

Malamnya acara inagurasi kelompokku mendapat urutan nomor dua. Kami menampilkan musikalisasi puisi dengan iringan lagu Chrisye, Damai Bersamamu. Dan tidur lagi…

Mau pentas

Minggu, 10 April 2011
Hari ini acara utamanya adalah penghijauan lereng merapi. Jadi, kami berangkat naik truk lagi. Tapi kali ini hanya disediakan 2 truk, semakin berdesak-desakanlah kami.

Jalur lava
Setiba di lokasi penghijauan, masing-masing kelompok mengambil beberapa tanaman untuk ditanam. Kemudian mencari tempat untuk menanam tanaman-tanaman tersebut. Saat ini nih, saat yang paling tidak mengenakan karena perutku tiba-tiba sakit dan nggak mau diajak kompromi, gara-gara masuk angin. Mau menanam dan foto-foto udah gak mood. Akhirnya perut diolesin pake minyak kayu putih. Sialnya belum reda juga sakitnya. Dimulailah misi pencarian kamar mandi.

Setelah mondar-mandir gak karuan kayak cacing kepanasan, munculah Mas Putra yang bersedia nganterin nyari kamar mandi (karena pemaksaan nih, hehe..). Dengan mengendarai motor, kami menyusuri jalan-jalan menuju surga kelegaan perut. Sempat tersesat dan tertipu berkali-kali karena rumah yang terlihat dari jauh berpenghuni, ternyata hanya rumah-rumah kosong. Hiiii… Kami menyusuri tempat bekas aliran lahar dingin dan menemukan jalan beraspal. Yeey! Perut melonjak kegirangan pertanda kamar mandi sudah dekat. Setelah permisi sama empunya rumah (sempet lempar-lemparan rumah juga karena kendala air), tibalah di KM. Whhooooaaa.. akhirnya bisa menarik napas lega. Terima kasih banyak buat Mas Putra pokok’e! Danke Schon! Matur Suksma! ^_^

Mood kembali normal. Kami balik ke lokasi penghijauan. Sampai di sana. Dicegat sama Suster Rita. Aku sama Mas Putra ‘dipaksa’ makan dulu, karena teman-teman yang di atas sudah mau turun dan lagi sudah pasti nggak kebagian makan di atas sana. Sempat menolak, tapi akhirnya nurut. Singkat cerita, beruntunglah aku bisa makan di bawah karena menunya beda sendiri, gudeg. Teman-teman di atas katanya hanya makan nasi kucing. Hahaha.. pamer dikit ceritanya..

Kelompok 9 :)
Komunitas Anak Bangsa
Teman-teman udah pada turun. Kami kembali ke bumper dengan wajah dihiasi senyum dan harapan di hati semoga merapi lekas hijau kembali. Ada waktu untuk bersih diri dan packing sebelum penutupan dan kami akan benar-benar meninggalkan Wonogondang. Penutupan diisi dengan pengumuman pemenang outbond, inagurasi, dan lainnya. Meskipun kelompokku gak menang, tapi pelajaran yang didapat itu yang lebih penting.

Perwakilan dari SMA N 7 Yk
Kami pulang naik truk (lagi). Kali ini dengan wajah letih sekaligus puas dan bangga dengan apa yang kami dapatkan selama 3 hari 2 malam. Setibanya di sekretariat PALM, kami mengucapkan salam perpisahan satu dengan yang lain. Berjanji untuk ketemu lagi suatu hari di lain kesempatan. Kontak beberapa teman memudahkan untuk tetap berhubungan meskipun terpisah jarak dan waktu. Ditambah lagi dengan dibuatnya page Komunitas Anak Bangsa, perpisahan bukan akhir dari segalanya. Berpisah untuk berkumpul kembali. Well, Salam Persaudaraan, Salam Kita Bersama!

-aud-

Maria Audrey Marjorie
SMAN 7 Yogyakarta

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...