Sunday 14 September 2014

Catatan Perjalanan: Gunung Merapi

Akhirnya, Merapi yang selama ini cuma bisa kukagumi keindahannya dari atas Jembatan Janti, Merapi yang selalu muncul berdampingan dengan Merbabu bisa kusambangi langsung. Bersama Lacuk, Bidur, Berok, Sikur, dan Gacer, aku melakukan pendakian penutupan bulan Agustus di Puncak Merapi. Sebenarnya kebetulan saja dapat tanggal di akhir bulan. Motif dibalik pendakian ini adalah karena rasa penasaran Lacuk, Bidur, dan aku yang sudah tidak tertahankan lagi.

Sabtu, 30 Agustus 2014
12.00 WIB: Belanja dan packing
Lacuk sudah mengirimkan pesan singkat malam sebelumnya bahwa siang ini jadwalnya belanja. Karena aku nggak bisa ikutan, yang berangkat cuma dia, Sikur, Bidur, dan Berok. Karena pendakian kali ini modelnya tik-tok (naik langsung turun), kami tidak membawa makanan yang banyak. Hanya beberapa makanan instan dan roti-rotian serta bahan minum. Kami membawa trangianya mas Momok untuk dipakai memasak. Barang-barang tersebut kemudian didrop di kos Sikur.

17.30 WIB: Di Kos Sikur, packing
Aku baru bisa datang jam 5 sore. Karena belum tau di mana letak kos Sikur, aku disuruh menunggu di ujung gang, utara apartemen merah. Kebetulan Lacuk dan Sikur sedang pergi ke alfamart. Akhirnya mereka berdua datang. Bidur sudah ada di dalam. Kami langsung berkemas-kemas. Barang bawaan kami kemas dalam dua carrier dan satu daypack. Kami membawa dome juga untuk dua orang. Ya, buat meletakkan barang-barang ketika akan muncak sudah cukup. Setelah siap semua, kami pergi ke pondok untuk mengambil trangia Mas Momok. Di sana hanya ada mas Kocor dan Ranja. Setelah barang masuk carrier, kami menulis di papan tulis dan berpamitan. Dagh, sayangg :')

18.50 WIB: Berangkat menuju rumah Gacer
Kami berangkat menggunakan dua motor, Sikur-aku, Bidur-Lacuk. Tujuan kami sekarang adalah rumah Gacer. Tapi sebelum ke sana kami janjian ketemuan dengan Berok di pom bensin Mlati. Berok nggak bisa ikut kumpul di kos karena tadi sore harus mengantar ibunya. Sekarang ada tiga motor. Aku kangen jalan Jogja-Magelang waktu malam hari. Semua kenangan perjalanan dengan tujuan yang sama, yakni pendakian gunung, muncul begitu saja. Apalagi kali pertama sama Kocor, perjalanan ke Merbabu. Malam hari, dingin, carrier di belakangku terasa berat. Aku pegangan lututku kuat biar kelihatan semua baik-baik saja sampai Kocor nanyain, 'berat, ya?' dengan sedikit tertawa. Yah, ketahuan. Lalu aku duduk agak maju lagi. Hahaha..

20.13 WIB: Sampai rumah Gacer
Rumah Gacer ada di kaki gunung Merapi. Udara dingin mulai terasa di sini. Rumah Gacer sangat sederhana. Letaknya di belakang rumah baru, yang tepat menghadap jalan, yang kini sedang dalam proses pembangunan. Kami disambut ibu, bapak, dan adiknya Gacer. Mereka sangat ramah. Kata bapaknya Gacer, temen-temen Gacer sudah sering datang dan menginap ketika mau mendaki Merapi. Kami istirahat sebentar dan ditawari makan malam oleh ibunya Gacer. Makan malam yang sederhana juga. Kesan pertamaku berasa Live In. Menurut penuturan Gacer, kalau mau masak pun masih pakai kayu.

21.55 WIB: berangkat menuju Selo
Terlalu asik beristirahat. Rasanya pengen menginap saja di rumah Gacer. Haha.. Kami harus segera berangkat. Setelah menitipkan motor dan berpamitan, kami berangkat dengan formasi Sikur-aku, Gacer-Lacuk, Berok-Bidur. Jalanan sudah sepi. Udara semakin dingin.

22.58 WIB: sampai di basecamp Barameru.
Finally! Sampai di basecamp. Ada banyak sekali orang yang sepertinya akan mendaki juga. Kata Gacer ini lebih ramai dari biasanya. Wah, bakal antri di jalan, nih. Kami langsung mengurus retribusi dan menulis di buku. Siap berangkat. Kita masih akan menuju New Selo. Jalanannya beraspal. Perjalanan ke New Selo memakan waktu sekitar 15-20 menit. Sampai di sana, kami disambut dengan tulisan NEW SELO yang sangat besar. Katanya, tempat ini terletak di antara Gunung Merapi dan Merbabu. Jadi, dari sini kita bisa melihat pemandangan kedua gunung yang sangat indah. Di sini disediakan toilet, menara pandang, juga kios tempat para pendaki makan dan minum.

Fotonya diambil waktu pulang
Fotonya diambil waktu pulang
23.50 WIB: mulai mendaki
Kami memulai perjalanan kami. Jalanan pertama masih di semen. Masih bisa dilewati motor warga juga yang ingin pergi ke ladangnya. Yap, di kanan-kiri kami adalah ladang warga yang ditanami tembakau, tanaman palawija, sayuran, dan lainnya. Setelah itu kami melewati jalan tanah. Langit malam itu sangat cerah. Bintangnya ada banyak sekali. Dalam beberapa kesempatan, kami bisa menyaksikan pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang gemerlap. FIX, malam ini sempurna minus 1, kehadiran kamu. Rasanya pengen pulang ke Jogja ngajak kamu biar malam ini benar-benar sempurna :)

Minggu, 31 Agustus 2014
00.49 WIB: sampai di gapura Selamat Datang
Wah, ramai sekali di sini. Orang-orang sedang beristirahat. Di sini ada pendopo berukuran kurang lebih 2x2 meter. Kami tidak berhenti lama-lama di sini. Beneran ngantri jalan. Pukul 01.58 WIB, kami sampai di pendopo kedua. Lanjut lagi. Pukul 02.21 WIB kami tiba di persimpangan jalan, ke kiri adalah jalur utama, sedangkan ke kanan adalah jalur evakuasi. Sikur bilang lewat jalur evakuasi saja yang lebih enak. Oke, kami berjalan ke kanan. Banyak sekali tempat untuk berhenti sebentar dengan pemandangan yang indah, yang nggak bisa dideskripsikan dengan kata-kata, yang cuma bisa dinikmati mata dan dikenang sendiri. Malam tidak selalu sama. Beruntung malam itu alam sedang menampakkan keindahannya :)

Gapura selamat datang

03.11 WIB: nge-camp
Tanaman mulai jarang.Angin sibuk bersliweran ke sana ke mari. Kami tiba di tempat camp yang terletak sebelum pasar Bubrah. Langsung bagi tugas, ada yang mendirikan tenda, membongkar packingan, membuat api, dan masak. Dingin dingin. Rasanya ingin masuk ke tenda dan tidur saja. Dan benar saja, kami semua memutuskan untuk masuk ke dalam tenda menghangatkan diri setelah selesai makan. Tenda yang kapasitasnya cuma untuk 2 orang diisi 6 orang! Hahaha apa boleh buat. Semua tergeletak tak berdaya di dalam tenda.

Pagi, negeri di atas awan
05.20 WIB: batal sunrise-an di puncak
Aku terbangun dari tidur. Di luar sudah mulai terang. Gawat! Kelewatan sunrise!!! Gacer sama aku pergi ke luar sementara yang lain masih terkapar. Wah, orang lain sudah ramai foto-foto. Gacer mengeluarkan handphone ASUS kecenya dan mulai motret-motret. Aku dan Gacer kemudian foto bergantian dengan latar belakang matahari pagi :) Jam 6, satu per satu manusia terkapar itu mulai keluar. Kami foto-foto bareng. Lagi-lagi alam berbaik hati. Langit pagi ini cantik! Awannya itu lho! Undescribe-able.

Sunrise
Sunrise
Merbabu behind
Lihat langitnya!

07.03 WIB: perjalanan menuju puncak
It's da show time! Take summit! Kami berangkat membawa satu daypack berisikan minum dan roti-rotian. Sikur bilang butuh sekitar satu jam untuk sampai di puncak dari Pasar Bubrah. We will see. Kami sampai di pasar Bubrah pukul 07.23 WIB. Ada lebih dari 50 tenda berdiri di sana, warna-warni. Penghuninya sibuk bersiap pergi ke puncak. Kami lanjutkan perjalanan. Hamparan pasir berada tepat di hadapan kami. Orang-orang jalan berjejer-jejer kayak musafir-musafir di padang gurun gitu. Mukanya ditutup slayer dan kain. Kami berjalan sangat pelan bahkan berhenti beristirahat cukup lama. Ini mah kapan sampainya. Matahari semakin meninggi saja. Karena medan yang dilalui adalah pasir, langkah kaki menjadi lebih berat. Tiap melangkah, turun lagi, melangkah, turun lagi. Waaahh.. butuh usaha ekstra untuk berjalan lebih cepat dan berpijak dengan mantap. Bebatuan di depan menjadi penyemangat, ayo bentar lagi nginjek batu-batu! Semangat! Kami saling menyemangati bila berpapasan dengan pendaki lain. Nggak boleh putus asa. Jauhan pulang ke Jogja daripada ke puncak Merapi :p Saking lamanya kami berjalan, kami berpapasan dengan orang yang sama dua kali, waktu dia naik dan waktu dia turun. Hahaha.. nggak masalah.

Sebentar lagi
Pasar Bubrah

Ada lebih dari 50 tenda
09.35 WIB: akhirnya.. PUNCAK
Setelah melewati medan pasir dan bebatuan, kami semua sampai di bibir kawah. Gacer dan Berok sampai duluan. Mereka langsung menuju puncak. Aku melihat ke arah bawah, melihat orang-orang yang sedang berjuang naik dan mereka yang asik seluncuran pakai kaki turun ke bawah. Lalu senyum. Pada saatnya nanti, setiap orang akan mencari dan mengejar impiannya seorang diri. Memperjuangkan apa yang mesti diperjuangkan. Dia akan berpapasan dengan orang-orang lain yang akan menjadi teman beristirahat, yang akan menjadi teman penyemangat, yang akan menjadi teman berbagi minum, makan, cerita, berbagi semangat, dan akhirnya yang akan menjadi teman seperjalanan. Ketika sudah bersusah-susah, dia akan merayakan keberhasilannya, menikmati jerih payahnya :)

Siap jalan

Pasir lalu bebatuan
Merbabu
Aku menyusul yang lain di puncak. Kami berfoto dan menikmati bekal yang kami bawa. Aku merasa sangat bersyukur bisa berdiri di puncak yang lain. Satu lagi misiku tercapai :)

Kawah Merapi

Sikur Berok Gacer

Aku Lacuk Bidur

10.45 WIB: turun ke camp
Puas berfoto dan mengisi tenaga, kami mulai berjalan meninggalkan puncak. Saatnya perayaan berseluncur dengan kaki. Di jalan, kami berpapasan dengan rombongan anak kelas 6 SD yang terdiri dari 6 orang laki-laki. Mereka baru akan menuju puncak. Masing-masing membawa satu ransel. Pukul 11.27 WIB, kami sudah berada kembali di Pasar Bubrah. Tenda di sana kini bisa dihitung dengan jari. Kami benar-benar kesiangan. Hahaha.. Pukul 12.00 WIB, kami sampai di camp. Tidur-tiduran, masak, makan, minum, berkemas. Oya, ada hal unik yang baru kali ini kualami, ketika kami sedang asik makan, tiba-tiba ada seorang mas yang ngajakin foto bareng. Wah, kaget aku masa' dikira artis kali ya. Eh, ternyata bukan karena itu, tapi karena tulisan di baju yang kami kenakan sama: Backpacker Indonesia. Hahaha.. Gacer dan aku foto sama masnya itu, deh. Kalo punya Gacer tulisannya Pendaki Gunung Indonesia. Aku sempat menanyakan nama masnya. Tapi sekarang udah lupa. Roni apa ya kalo nggak salah. Hehehe..

Santai waktu turun
Batas vegetasi
13.45 WIB: turun ke basecamp
Beban menjadi ringan. Kami turun dengan riang gembira. Medan yang kami lewati dini hari tadi kini terlihat jelas. Pukul 14.10 WIB, kami sudah sampai di persimpangan jalur evakuasi. Pukul 14.18 WIB di pendopo kedua kami istirahat selama 12 menit. Lalu melanjutkan perjalanan lagi. Kami kembali bertemu dengan rombongan anak kelas 6 SD. Mereka kehabisan air. Kami memberikan minuman yang kami bawa. Ternyata anak-anak ini mulai berjalan dari basecamp jam 8 pagi. Muncak langsung turun. Hebat sekali. Pukul 14.55 WIB, kami sampai di gapura selamat datang. Pukul 15.19 WIB, kami berjalan lagi dan sampai di New Selo pukul 15.47 WIB. Akhirnya kami sampai di basecamp pukul 16.08 WIB.

16.26 WIB: ke Jogja, mampir dulu ke rumah Gacer dan Candi Asu
Kami tidak mau berlama-lama karena ada satu destinasi lagi yang harus dikunjungi: Candi Asu. Kami kebelet pengen ke sana karena penasaran dengan nama candinya. Pukul 17.05 WIB, kami sampai di Candi Asu. Waktu itu ramai dengan anak-anak sekolah berpakaian bebas. Ternyata hanya candi biasa dengan susunan batu yang tidak sempurna. Bagian depan dan atapnya terbuka dan ada lubang seperti sumur yang tidak terlalu di dalam ketika sampai di atas. Puas mengabadikan diri di tempat tulisan candi, kami ke rumah Gacer. Waktu menunjukkan pukul 17.44 WIB ketika kami sampai di rumahnya. Rasanya lelah dan mengantuk. Aku langsung merebahkan diri di karpet ruang tamu dan tertidur. Sekitar jam 7 kurang aku dibangunkan, disuruh makan. Setelah makan rasanya ingin kembali tidur. Matanya terasa berat kembali. Baru saja berbaring di kamar, sudah disuruh siap-siap pulang. Baiklah kita pulang. Jam setengah delapan malam kami meninggalkan kediaman Gacer dan keluarganya yang baik hati. Setengah mati aku menahan kantuk, menahan mataku agar tidak terpejam karena bahaya kalau sampai tertidur. Ternyata semua merasakan dan melakukan hal yang sama. Pukul 20.50 WIB, kami akhirnya tiba di kos Sikur. Lacuk, Bidur, aku kemudian ke pondok dan pulang ke tempat masing-masing.


What an Amazing trip! Tunggu catatan perjalanan lainnya! :)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...