Wednesday 23 December 2015

Main Game Aja..

Suatu sore di dalam sebuah gerai operator yang habis ganti nama..
Pacarku dan aku lagi duduk nunggu giliran nomor antrian kami dipanggil. Seorang bapak dan anaknya yang masih kecil, mungkin berusia 3 atau 4 tahun, berjalan ke arah kami lalu memutuskan untuk duduk di kursi yang berjarak sekitar 1 meter di depan kami. Anak perempuan ini sedikit tidak bisa diam. Ia banyak kali mengajak bapaknya berbicara. Anak ini memegang sebuah pulpen dan mulai mencoret-coret sofa berwarna merah tempat ia dan bapaknya duduk. Si bapak tidak lantas memarahi anak perempuan tersebut. Ia tiba-tiba berkata, "Eh, main game aja yuk." Lalu bapak tersebut mengeluarkan gadget berwarna putih berbentuk talenan dari dalam tas selempangnya. "Nih.." kata si bapak menyerahkan talenan tersebut ke anak perempuannya. Sang anak sempat ragu mengambilnya, tapi akhirnya ia ambil juga. Anak perempuan itu dengan gerak tangan yang mantap mulai memencet tombol hidup lalu membuka kunci layarnya. Ia mulai terlihat asik memilih-milih game yang akan dimainkan. Dan... tenggelam dalam permainannya..

Ya semestinya aku tidak perlu kaget lagi melihat hal-hal kayak gini sebab sudah banyak pembicaraan seputar gadget dan anak di luar sana. Tapi aku baru pertama kali melihat yang kayak gini in my face. Alih-alih meminta anak untuk bermain game, aku lebih senang kalau si bapak mengeluarkan kertas kosong sebagai media menggambar si anak. Iya, kan?

sumber gambar: http://realtime.wsj.com/indonesia/2012/05/
23/pengaruh-ipad-untuk-si-kecil/

Sunday 13 December 2015

Di"percaya"

It's been a long long day... Lama nggak nulis hal-hal random di blog ini. Semakin bertambah angka semestermu, rupanya semakin sibuk pulalah kamu. Ya setidaknya itu yang aku alami. Gara-gara merasa "selo banget", akibatnya semua-semua kegiatan diambil dan dilakoni. Begitu masing-masing kegiatan menuntut perhatian lebih, terjadilah peperangan sengit antar mereka (udah kayak istri-istri yang nuntut perhatian satu orang suami) yang bikin otak hampir pecah dan dada sesak hampir berhenti bernafas. Rasanya capek sekali. Lelah. Tapi ini sudah konsekuensi seorang mahasiswa yang "sok selo". Akhirnya, salah satu dampaknya ya malas meluangkan waktu sejenak untuk nulis-nulis.

Ya sudah, itu cuma kata pengantar. Sekarang aku pengen nulis percakapan sore tadi antara aku dan dirinya (tsaaahhh..)..

Suatu sore di suatu tempat di suatu waktu...
Aku (A): Yank, aku tgl 19-20 Des ada pembekalan KKN.
Dirinya (D) : Di mana?
A : di LPPM paling.
D : Oohh..
A : Tau nggak, aku besok KKN berempat belas. Cowoknya 5. Ceweknya 9. Haa.. pasti besok aku jadi salah satu orang yang nyupiri temen-temenku lagi. Semoga cewek-ceweknya nggak ada yang menthel......
D : ....
A : Besok aku deketin yang cowok-cowok aja ah.
D : Iya bener, nggak papa.
A : Lho, kok nggak papa?
D : Ya kan biar kamu bisa diboncengin sama mereka.
A : ..... kok kamu nggak cemburu, sih? (mancing.. mancing..)
D : Ya enggaklah.
A : Kenapa?
D : Soalnya aku percaya sama kamu.
A : ..... percaya untuk? 
D : Percaya kamu nggak bakal selingkuhin aku.
A : (senyam-senyum dalam hati) ... mm.. makasih.

Hahaha.. aku suka senyam-senyum dan ketawa-ketawa sendiri ketika memanggil kembali ingatan tentang percakapan sore tadi. Tiba-tiba merasa jengkel, gemes, seneng, gelo, dan apalah itu yang tidak terdefinisikan. Mengetahui bahwa kalau aku deket-deket sama laki-laki lain sikap dia bakal biasa aja tuh... entahlah masih tidak bisa mendefinisikan. Yang jelas sikap dia yang memilih untuk percaya sama aku adalah sesuatu yang, aku tau, banyak cewek pengen dari pacarnya :) He just trust me that simple bikin aku merasa bersyukur dan di sisi lain merasa udah gagal duluan kalau pengen bikin dia baca sinyal-sinyal invisible dariku. Hahahaha.. thank you, boy, you make me feel amazed again entah untuk keberapa kalinya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...