Saturday, 11 May 2013

Superb Day!

Minggu lalu aku pergi assesment ke Wonogiri. Assesment buat persiapan live in bulan Juni depan. Aku kebagian dusun Jepurun Kidul. Yang berangkat dari kelompokku ada 6 peserta dan 4 pendamping. Kami berangkat bersama beberapa kelompok dusun lain. Aku boncengan sama Ken. Waktu berangkat, Ken yang boncengin.

Mbak Nina, pendamping kami, udah bilang kalau perjalanan ke sana memakan waktu paling nggak 3 jam. Habis, habis dah tuh pantat. Kami janjian kumpul di kampus jam setengah tujuh pagi karena berencana berangkat jam tujuh. Tapi ngaret, jadinya berangkat jam setengah delapan pagi. Sebelum berangkat, aku foto dulu sama Shrek :) Shrek mulai hari itu jadi maskot perjalananku. Jadi, kalo aku mau jalan-jalan, dia ikut.


Kami berangkat deh. Baru ajaa keluar dari gapura mau ke ring road, aku sama Ken udah hampir nyasar --, Kan arahnya ke Timur, Ken malah mau ngambil jalan mobil, mau puter balik karena salah ngeliatin orang di depan. Untung aja mbak Nina ngeliatin kami "Ken, sini!" hahaha untung belum terlanjur muter, kembalilah ke jalan yang benar.

Perhentian pertama adalah pom bensin di jalan Adisucipto. Kami lewat jalan Prambanan-Piyungan. Dan... perjalanan benar-benar di mulai. Tau sendiri kan jalan ke Wonosari tuh, penuh rintangan, menanjak berkelok-kelok. Percobaan nyasar kedua terjadi ketika ada persimpangan yang ngarahin ke Nglanggeran dan kami kehilangan ciri-ciri rombongan di depan kami. "Waduh, ini belok apa lurus, Dri?" tanya Ken dengan logat Kebumennya | "Belok, Ken." karena aku ngeliat banyak yang belok waktu itu. Kami belok trus tiba-tiba berhenti "Lurus ah, Dri. | "Ooo.. yaudah jalan dulu ke sana, ntar kita ketemu jalan yang tadi kok", kataku. Ken agak nggak yakin gitu. "Halah, udah tenang aja", aku meyakinkan Ken. Akhirnya kami kembali ke jalan yang benar dan berada di urutan ke-3 dari belakang. Selamat.

25 JAM!!


Untung Ken cukup ahli. Jalan mulai 'normal' setelah ketemu lampu merah dan melewati bandara jadi-jadian. Aku ngelewatin gapura "Selamat Datang di Wonosari" untuk ke sekian kalinya :) Kami berhenti lagi di Alfamart di kota Wonosari. Masih setengah perjalanan lagi dan pantat udah tinggal setengah --a Dan di sinilah percobaan nyasar ketiga terjadi. Sempat ada insiden kecil, semua perhatian terpusat di situ. Sampai salah seorang panitia menyuruh rombongan desa berikutnya berangkat, "Yo yo yow rombongan selanjutnya berangkat aja, biar nggak kelamaan." Weiiitss.. Aku sama Ken udah siap siaga lantaran nggak mau berada di belakang lagi. Berangkatlah kami. Terus rasanya ada sesuatu yang janggal, kok orang-orangnya beda?? Kami berhenti di lampu merah. "Dri, kayaknya ini bukan rombongan kita, deh." | Aku celingak-celinguk "Ah, masa, sih." | "Iya, kita salah rombongan!" | "Ih, iya, Ken. Gimana, nih?? | "Puter balik aja po?" | Seorang mas di belakang kami tiba-tiba berbicara dengan mimik muka keheranan, "Dek, kalian desa apa?" | "Jepurun Kidul, mas", jawabku. | "Ooh.. Ini rombongan Platar." | Aku cengengesan "Heheh, gitu ya, mas. | "Kalian puter balik aja." | "Yayaya.." Akhirnya pas lampu berwarna hijau Ken muter balik.

Untung pas balik ke Alfamart, nggak ada yang memperhatikan kami. Jadi nggak ada pertanyaan-pertanyaan keheranan yang muncul. Dan kami nggak perlu konyol menjelaskan kejadian konyol barusan. "Audrey sama Ken mana?" mbak Nina bertanya. | "Di sini! Di sini!" jawabku. | "Ayo, siap-siap berangkat." katanya. Hahaha Ken dan aku tertawa.

Jam 10 pagi, kami sampai di Pracimantoro. Lalu mampir di pom bensin Pracimantoro untuk beristirahat lagi. Huah.. "Kamu masih sanggup, Tat?" tanyaku iseng pada pantat. Haha bercanda. Ken udah capek gitu. "Masih kuat nggak, Ken?" tanya mbak Nina. | "Mau gantian po, Ken? Ah, nggak usah ya. Aku pas pulangnya aja." kataku. | "Iya, nggak papa kok." jawab Ken. Perjalanan setelah ini berlobang-lobang dan bergelombang. Tapi Ken berhasil mengatasinya. Wetseeh..

Akhirnya kami sampai di desa tercintaah.. Jepurun Kidul. Kami berada di rumah pak Katino, ketua lingkungan desa ini. Waktu kami datang, beliau sedang berada di ladang. Tapi nggak berapa lama berselang, beliau akhirnya sampai di rumah. Kami ngobrol-ngobrol sebentar sebelum akhirnya memutuskan berkeliling melihat calon-calon rumah yang akan ditempati bulan depan. Cuaca panas sekali waktu itu. Motor dan barang-barang yang sekiranya tidak kami butuhkan, kami tinggal di rumahnya pak Katino.

Kebanyakan penduduk di sini pekerjaannya berladang. Menanam padi, jagung, kedelai, buah melon, dan sebagainya. Terus beberapa juga membuat kerajinan caping. Aku udah booking minta diajarin cara bikin caping terus mau dibawa pulang ^_^ Sepanjang perjalanan banyak hal diobrolkan. Ternyata rata-rata anak muda di sini setelah lulus SMA langsung pergi merantau ke kota. Ada yang ke Jakarta, Tangerang, Semarang, Muntilan, Solo, Jogja, dan banyak lagi. Wuiihh kece-kece banget, kan? Tapi aku jadi mikir, lha kalo yang di desa cuma orangtua mereka saja. nanti yang meneruskan bekerja di ladang siapa? Nanti penghuni desa ini siapa lagi kalo orangtuanya sudah tiada?

Pas kami mau keliling, anaknya pak Katino datang. Putri, gadis berusia 6 tahun dengan rambut bergelombang kecoklatan berkulit coklat juga sepertinya kebanyakan terpapar sinar matahari, menghampiri mbak Nina sambil tersenyum. Kesan pertama ngeliat dia tuh, anaknya agak nakal dan susah dideketin. Tapi kalo udah ngobrol-ngobrol sama dia, anaknya baek juga kok. Suaranya keras agak cempreng. Kalo ditanya, jawaban khasnya 'ra ngerti' atau 'mbuh' lalu dilanjutin 'emang opo?'

Hujan mulai turun ketika tersisa 3 rumah lagi untuk disinggahi. Setelah selesai, hujan sempat berhenti. Tapi dalam perjalanan pulang ke rumah pak Katino, hujan turun lagi dan semakin deras. Ternyata tadi panas banget karena mau hujan. Padahal seharusnya sebentar lagi kami sudah turun ke kota. Perjalanan tetap berlanjut. Beberapa nutupin kepalanya pakai jaket, berdua-dua gitu. Aku mah, pake binder cukup -_- Terus kami mampir berteduh di salah satu rumah warga. Untung hujan nggak bertahan lama. Perjalanan berlanjut lagi. Putri menghampiriku dan berjalan di sampingku. Kami ngobrol-ngobrol. Dia cerewet banget dan susah diem. Malah ngajakin aku lari. Ya aku nggak maulah, takut kepleset. "Takut po?" tantangnya. "Yaiyalaah.. Ntar kepleset gimana." Akhirnya dia mengikuti irama langkahku.


Ini bukan rumahnya pak Katino
Sesampainya di rumah pak Katino, istrinya segera membuatkan teh. Aku membantu beliau di dapur setelah pak Katino menyebut namaku, "Mbak Cici, tolong bantu ibu di dapur." Pasti pada penasaran darimana nama Cici berasal. Jadi, Putri nanya namaku, aku jawab Cece. Habis kalo aku bilang Audrey ntar nyebutnya susah. Eh, pak Katino dengernya Cici. Yaudah, aku akhirnya dipanggil Cici. Aku ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul bareng ibu dan Putri di dapur sekalian sisiran, habis rambutku basah berantakan. Lalu kuantarkan teh hangat ke ruang tamu. Kami ngobrol sambil memperhatikan hujan yang masih deras turun.

Sekitar jam setengah lima kami siap berangkat kembali ke Jogja. Kali ini aku yang boncengin Ken. Habis kasihan Ken ntar terlalu capek. Sebelum pulang, kami ngecek puskesmas dulu. Ternyata yo lumayan jauh dari dusun. Oke, perjalanan panjang kembali dimulai. Jalan bergelombang adalah tantangan tersendiri buatku soalnya aku susah kalo disuruh pelan-pelan. Ada suatu saat ketika jalan bergelombang dan agak menurun terus motor di depanku agak ngerem, aku kaget jadi ngerem juga njuk badanku dan Ken terdorong ke depan. Hehehe aku cengengesan, "maap..maap.." Mbak Nina terus bilang, "pelan-pelan aja, Drey." Yaudah terus aku lebih pelan lagi. Sekitar setengah jam kemudian, kami sampai di pom bensin Pracimantoro. Sekalian isi bensin. Terus berangkat lagi sama rombongan dusun lain. Aku disuruh berada di urutan nomor dua, biar nggak ketinggalan. Tapi yo tetep aja lama-lama jadi di urutan ketiga dari belakang. Sekitar satu jam kemudian, kami tiba lagi di alfamart untuk istirahat sejenak. Lalu perjalanan berlanjut. Kami memutuskan mampir ke rumah makan karena pada belum makan sejak tadi --> rumah makan padang :D Sebelum ke sini, percobaan nyasar keempat terjadi. Aku salah ngeliatin orang di depanku yg sama-sama pakai baju yg ada warna merahnya, pikiranku terdistorsi sedemikian rupa. Sebelum akhirnya aku lurus, sayup-sayup terdengar suara mbak Nina meyerukan namaku, "Drey, sini!" Aku tersentak, lalu kuperhatikan lagi orang di depanku, ih, iya beda bajunya. Ya ampun, hampir wae aku menyesatkan diri. Langsung kubelokkan stang motorku ke kiri, ke jalan yang benar.


Begitu perut terisi, kami segera melanjutkan perjalanan. Udah gelap, kali ini mataku lebih awas. Masih ada jalan yang lebih seram lagi di depan. Aku udah nggak takut mau ketinggalan soalnya udah kenal sama jalannya. Yang bikin nggak tenang adalah model jalannya yang berkelok-kelok tajam, naik-turun. Aku belum pernah malam-malam jalan-jalan ke maupun dari Wonosari. Siang saja seremnya amit-amit, apalagi malam. Belum lagi bakal silau karena lampu sorot kendaraan. Haduh.. Tapi ternyata karena keadaan yang gelap, aku cuma bisa ngeliat marka jalan, jadi mengendarai lebih hati-hati terkendali :) Rombongan di depan kami udah jauh entah di mana. Yang di belakang kami juga nggak tau sampai mana. Terus kami melewati bukit bintang yang aku yakin pasti keren banget. Sayangnya aku hanya bisa nengok sekilas. "Dri, kamu nggak boleh liat-liat, lho! Awas nanti nabrak", Ken udah wanti-wanti. Sial kenapa pas pulang aku yg di depan --" Dadaah, bukit bintang, pasti kita bakal bersua lagi suatu waktu :')


Daaaan kami sampai di lampu merah Jogja-Wonosari \(^o^)/ Aku yakin skill-ku bertambah baik setelah melewati tantangan barusan. Hahaha.. Karena aku sama Ken nggak tau seluk-beluk jalan Piyungan-Prambanan, kami memutuskan mau lewat Janti aja. Eh, tiba-tiba pas lampu merah ketemu Wisnu sama Oci. Kirain mereka udah sampai entah di mana, ternyata malah ada di belakang. Ternyata sama-sama nggak tau jalan. Hahaha.. Terus pas di ring-road Timur ada Lona sama Maureen juga. Ternyata mereka tadi juga di belakang. Yeeey! Jadi rame. Kami menelusuri jalan di bawah temaram sinar lampu jalan dan sorotan lampu kendaraan. Dan tiba di Paingan sekitar jam setengah delapan malam. Aku nganterin Ken, Lona nganterin Maureen, Wisnu nganterin Oci. Kutengok HP, ada sms dari mbak Nina:

udah pada smp rumah/kost ? sehat ?

Kubalas:
SEHAAATT

Setelah numpang buang air kecil, aku berangkat pulang ke rumah. Huaah capek sekali. Setelah berganti pakaian, kurebahkan diri di tempat tidur. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku tertidur pulas. Hari itu SUPERB banget! :)

5 comments:

  1. hahaha..
    ak juga pulang dari sana merasa skill driving ku bertambah..
    aku pulang pergi selalu yang ngebonceng orang e..
    pas pergi ny ada satu cerita lucu, ada satu tanjakan yang cukup tinggi setelah pom bensin (lupa daerah mana), dari bawah udah ku tancapkan gas laju" supaya kecepatannya bs melewati tanjakan itu, tapi malahan akhir ny mundur sampe gigi 1 (lambat banget.
    pas pulang nya, orang yang numpang sama ak akhirnya jalan kaki di sebuah tanjakan..
    hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. setujuu!! hahaha :D
      kyaknya di pom pracimantoro juga. kasian temenmu noh. pasti dia udah trauma. hahaha..
      unforgettable experience ^o^

      Delete
  2. ahh.. petualangan yang amat sangat keren. emang aud jago balap no satu se-hatiku. wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwk apa2an ini?? akuh bukan pembahlap :D

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...