Showing posts with label Teman. Show all posts
Showing posts with label Teman. Show all posts

Sunday, 20 August 2017

Dion dan Ame(lia)

source: https://id.pinterest.com/pin/367817494536140532/

Hai.. kali ini aku kepingin cerita tentang pertemuan aku dengan dua orang adik di bawah umur. Di bawah umurku persis maksudnya, jadi umur mereka sekitar 22 tahun gitulah. Hahaha apasih nggak penting banget.

Kami dipertemukan tanggal 15 Agustus 2017 di salah satu bangku panjang UKDW dalam momen menunggu giliran wawancara HRD sebuah perusahaan retail yang cukup terkenal, sebut saja inisial perusahaannya: AM. Sebenernya ini tulisan nggak penting banget buat dibaca dan tujuan aku nulis ini semata-mata dalam rangka mengenang pertemuan pribadiku dengan mereka aja sih. Jadi kalau dalam versi singkatnya ya aku cuma pengen nulis kayak gini:
Hari Selasa, tanggal 15 Agustus 2017 di UKDW, aku ketemu sama dua orang jobseeker yang ternyata sama-sama alumni Sadhar dan mereka berdua angkatan 2013. Yang laki-laki namanya Dion, alumni Program Studi Matematika Murni dan yang perempuan namanya Ame, alumni Program Studi Akuntansi. Mereka sama-sama akan wisuda bulan September nanti. Selesai.
Udah, kalian boleh berhenti baca sampai di sini.
------------------------------------------------------------------------------------------------

Monday, 8 June 2015

Masih Asik

"Nggak pulang bareng dia, dik?"
Aku menoleh sebentar ke belakang.
"Nggak, ah. Dia masih asik bermain kartu dan kelihatannya senang dengan apa yang dilakukannya sekarang. Aku nggak pengen ganggu. Nggak akan. Lagipula dia tau kok aku bisa pulang sendiri," jawabku sambil lalu.

Tuhan Belum Bilang "CUKUP"

"Masih sama dia, dek?"
Kubalas pertanyaan orang di hadapanku dengan senyum dan anggukkan kecil.
"It's surprised me! Kamu satu-satunya orang yang kutahu bisa tahan lama di sampingnya."
"Haha.. Ada yang lebih lama dariku kok, mas. Aku cuma nemenin dia, mas. Nemenin titipan Tuhan."
Kulihat raut muka bingung terpasang di wajah orang yang sekarang bergerak mendekat ini.
"Sepertinya Tuhan belum benar-benar bilang 'cukup'. Sebab beberapa kali Dia membuatku berpikir sudah waktunya pergi, namun toh hal itu tidak pernah terjadi. Tuhan masih menginginkanku menemaninya, itu kesimpulan yang kubuat," kataku yakin, "entah sampai kapan."

Friday, 6 February 2015

#4 Jogja-Brebes: Pantai Manganti yang Ramai pun Sunyi

Minggu, 21 Desember 2014
Hari ini adalah hari kepulangan kami kembali ke Jogja. Mengingat perjalanan yang akan kami tempuh memakan waktu berjam-jam, kami tidak mau berangkat kesiangan. Mendadak juga sih, ngabarin bapak sama orang rumah yang lain. Akhirnya bapak nggak ke gereja deh, mbak Wulan jadi buru-buru nyiapin sarapan. Tiba-tiba rumah jadi sedikit lebih gaduh dari biasanya. Hehehe.. Untuk pertama kalinya juga aku ngobrol banyak sama mbak Wulan dan tahu banyak tentang dia. Mbak Wulan sedang hamil. Dia cerita katanya di rumah suka takut kalo sendirian pas malam hari. Makanya pas kami datang, dia lebih tenang. Dia agak nggak percaya gitu kami bakal pulang hari ini. Dikiranya aku bakal ada di sana sampai Natal. Yahh.. apa boleh buat aku sudah dicari orang rumah. Jadi, pagi itu aku bantuin mbak Wulan masak dikit-dikit. Hehe.. Sementara itu, bapak sibuk ngurusin motor yang akan kami pakai pulang.

Akhirnya pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan rumah di Bumiayu. Kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh. Pukul 12.30 WIB, kami tiba di Gombong tapi tidak mampir ke rumah Ken. Kami memutuskan untuk menyambangi pantai Manganti yang katanya sedang naik daun. Berbekal ke-nekat-an kami dan petunjuk-petunjuk singkat dari Ken, kami menyusuri jalan menuju pantai di balik bukit ini. Jadi dari Gombong, carilah pertigaan Suwuk lalu naik ke arah atas ngikutin jalan. Nanti ketemu pertigaan lagi, kalo ke kiri ke arah pantai Karang Bolong, nah, ambillah jalan ke kanan. Perjalanan masih jauh, kawan! Jalannya naik-turun. Pastikan kendaraan kalian mampu mengalahkan jalan menanjak yang tidak manusiawi. Aku sempat turun dari motor gara-gara motornya nggak kuat -_- Setelah itu, kalian akan melihat penunjuk arah ke Pantai Manganti. Nah, tidak jauh dari petunjuk arah tersebut, kalian akan menemukan semacam gerbang masuk. Biaya retribusi pantai Manganti sebesar Rp 4.000,- per orang, tidak dipungut biaya parkir. Asik, kan?

Batu karangnya bisa dikunjungi dengan berjalan kaki jika air sedang surut
(dok. pribadi)
Setelah itu, tidak ada yang berbeda dengan jalannya. Tetap naik-turun. Bedanya,

#3 Jogja-Brebes: Kaligua, Kebun Teh dengan Bonus Goa Jepang dan Tuk Bening

(dok. pribadi)
Sabtu, 20 Desember 2014
Hujan mengguyur sejak pagi. Tapi kami nggak mau hari ini berdiam diri di rumah lagi. Akhirnya, saat matahari tengah hari menyembul sedikit di balik awan mendung, kami memutuskan bergegas ke... KALIGUA. Jalan menuju Kaligua penuh dengan pohon pinus yang tinggi menjulang. Sebelum sampai di tempat yang dimaksud, pengunjung akan melewati Tlogo Ranjeng. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan mereka di seberang Tlogo Ranjeng. Hal yang paling dikenal mengenai Tlogo Ranjeng adalah keberadaan ikan lele raksasanya. Menurut cerita bapak yang menjual roti untuk pakan ikan di situ, lele-lele ini tidak selalu ada. Waktu kami datang pun, kami tidak melihat keberadaan lele yang dimaksud. Hanya terdapat puluhan ikan emas dan nila raksasa. Menurut cerita bapak penjual roti, keberadaan ikan-ikan ini berhubungan dengan hal gaib. Tidak ada yang tahu siapa yang menaruh bibit ikan-ikan tersebut di sana. Aku memutuskan untuk percaya pada penuturan bapak itu. Kocor dan aku kemudian memberi ikan-ikan tersebut makan. Kami membeli roti seharga dua ribu rupiah. Kalian harus merasakan sendiri sensasinya memberi makan ikan-ikan jumbo ini. Mengasyikkan! :) Jangan lupa memasukkan uang ke kotak sebagai ucapan terima kasih. Setelah puas memberi makan, kami pun melanjutkan perjalanan.

Tempat parkir kendaraan (dok. pribadi)
Tlogo Ranjeng (dok. pribadi)
Rebutan roti (dok. pribadi)
Obyek Wisata Kaligua merupakan sebuah perkebunan teh sekaligus obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Retribusi obyek wisata

#2 Jogja-Brebes: Curug Cipendok yang Menyegarkan

Kamis, 18 Desember 2014
Pintu Masuk Curug Cipendok (dok. pribadi)
Bangun pagi pikiran sudah dipenuhi rencana perjalanan ke tempat-tempat mengasyikkan, tempat-tempat yang biasa Kocor kunjungi. Sekitar jam setengah 12 siang kami baru bergerak. Tujuan kami hari ini adalah Wana Wisata Cipendok. Sebuah kawasan wisata yang dikelola oleh perum perhutani setempat. Perjalanan ke tempat ini menghabiskan waktu sekitar 20 menit-an mengendarai sepeda motor. Pengunjung akan disambut dengan pepohonan di sisi kanan dan kiri jalan serta udara yang begitu sejuk sampai akhirnya tiba di gerbang masuk. Untuk memasuki kawasan wana wisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,- per orang dan Rp 1.000,- untuk kendaraan bemotor roda dua. Aku nggak tahu kalau mobil kena berapa. Setelah melewati gerbang masuk, pengunjung akan disuguhi dengan hijaunya pepohonan di sepanjang pinggir jalan. Ada beberapa tempat lapang juga yang aku yakin bisa digunakan untuk piknik. Di beberapa tempat juga terlihat aliran sungai kecil disertai dengan gemericik air yang mengalir. Benar-benar tenang dan menyegarkan. Sekitar 5-10 menit dari gerbang masuk tadi, ada tempat parkir kendaraan. Biaya parkirnya Rp 2000,-. Ngomong soal biaya, siapin uang kecil juga kalau-kalau bertemu dengan pengamen di jalan menuju curug nanti.

Curug Cipendok (dok. pribadi)
Curug Cipendok (dok. pribadi)

#1 Jogja-Brebes: Gombong yang Menyenangkan

Haii.. Lama nggak nulis. Kali ini aku pengen cerita tentang perjalananku (dan Kocor) ke Gombong dan Brebes tanggal 17-21 Desember 2014. Hehehe.. baru niat nulis sekarang. Oke, jadi perjalanan ini bermula dari keinginan berkunjung ke rumah Ken, teman sekelasku, di Gombong. Rencana awalnya akan ada beberapa teman juga yang ikutan pergi, tapi ada satu dua hal yang mengakibatkan mereka membatalkan rencana liburan setelah UAS ini. Akhirnya, peserta yang tersisa hanya aku. Mengenai Kocor, aku sudah mengajaknya juga jauh-jauh hari sebelum UAS dan dia setuju akan ikut. Jadilah kami bertiga berangkat mengendarai motor. Ken berangkat lebih dulu karena aku dan Kocor harus mengurus beberapa hal dulu.

17 Desember 2014
Dan akhirnya pukul 11.11 WIB kami berangkat menuju Gombong dari Realino. Cuaca cerah meskipun paginya sempat hujan. Kami memilih jalan melewati barisan pantai. Entah ada berapa pantai yang kami lewati, aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi sekarang. Karena tidak lewat kota, motor kami dapat melaju lebih cepat di atas jalan yang kadang kurang bersahabat. Kalau lewat sini, sebaiknya pasang mata baik-baik agar tidak terjebak lubang-lubang berukuran kecil hingga sedang. Kasihan motornya. Seingatku, kami tidak pernah beristirahat barang sebentar di jalan. Satu-satunya tempat yang kami singgahi adalah Alfamart di depan gang rumahnya Ken. Itu pun gara-gara nunggu balasan sms dari Ken tentang arah jalan ke rumahnya. Akhirnya pukul 14.25 WIB, kami tiba di rumah Ken dalam keadaan pantat pegel-pegel.. Yang penting selamat.

Kereta lewat (dok. pribadi)
Nah ini bagian yang aku suka, menikmati pemandangan di depan rumah Ken. Rumah Ken berseberangan dengan sawah seluas nggak tau berapa. Dan menariknya dilewati oleh jalur kereta api. Jadi, beberapa menit sekali pasti ada kereta lewat. So nice-lah pokoknya. Nggak berapa lama, mamanya Ken keluar menyambut kami. Entah kenapa rasanya aku udah akrab banget sama mamanya Ken. Padahal sebelumnya kami baru bertemu sekali di kosnya Ken. Anyway, aku suka sambutan ini karena mengantarkan kami ke hidangan makan siang menjelang sore. Yay! Kami makan dan disuguhi jus mangga. Hahaha.. Aku berharap bisa menginap dan menyantap jus mangga lebih banyak. Tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Brebes sore itu juga.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Ken, kami diajak ke waduk Sempor.

Sunday, 14 September 2014

Catatan Perjalanan: Gunung Merapi

Akhirnya, Merapi yang selama ini cuma bisa kukagumi keindahannya dari atas Jembatan Janti, Merapi yang selalu muncul berdampingan dengan Merbabu bisa kusambangi langsung. Bersama Lacuk, Bidur, Berok, Sikur, dan Gacer, aku melakukan pendakian penutupan bulan Agustus di Puncak Merapi. Sebenarnya kebetulan saja dapat tanggal di akhir bulan. Motif dibalik pendakian ini adalah karena rasa penasaran Lacuk, Bidur, dan aku yang sudah tidak tertahankan lagi.

Sabtu, 30 Agustus 2014
12.00 WIB: Belanja dan packing
Lacuk sudah mengirimkan pesan singkat malam sebelumnya bahwa siang ini jadwalnya belanja. Karena aku nggak bisa ikutan, yang berangkat cuma dia, Sikur, Bidur, dan Berok. Karena pendakian kali ini modelnya tik-tok (naik langsung turun), kami tidak membawa makanan yang banyak. Hanya beberapa makanan instan dan roti-rotian serta bahan minum. Kami membawa trangianya mas Momok untuk dipakai memasak. Barang-barang tersebut kemudian didrop di kos Sikur.

17.30 WIB: Di Kos Sikur, packing
Aku baru bisa datang jam 5 sore. Karena belum tau di mana letak kos Sikur, aku disuruh menunggu di ujung gang, utara apartemen merah. Kebetulan Lacuk dan Sikur sedang pergi ke alfamart. Akhirnya mereka berdua datang. Bidur sudah ada di dalam. Kami langsung berkemas-kemas. Barang bawaan kami kemas dalam dua carrier dan satu daypack. Kami membawa dome juga untuk dua orang. Ya, buat meletakkan barang-barang ketika akan muncak sudah cukup. Setelah siap semua, kami pergi ke pondok untuk mengambil trangia Mas Momok. Di sana hanya ada mas Kocor dan Ranja. Setelah barang masuk carrier, kami menulis di papan tulis dan berpamitan. Dagh, sayangg :')

18.50 WIB: Berangkat menuju rumah Gacer
Kami berangkat menggunakan dua motor, Sikur-aku, Bidur-Lacuk. Tujuan kami sekarang adalah rumah Gacer. Tapi sebelum ke sana kami janjian ketemuan dengan Berok di pom bensin Mlati. Berok nggak bisa ikut kumpul di kos karena tadi sore harus mengantar ibunya. Sekarang ada tiga motor. Aku kangen jalan Jogja-Magelang waktu malam hari. Semua kenangan perjalanan dengan tujuan yang sama, yakni pendakian gunung, muncul begitu saja. Apalagi kali pertama sama Kocor, perjalanan ke Merbabu. Malam hari, dingin, carrier di belakangku terasa berat. Aku pegangan lututku kuat biar kelihatan semua baik-baik saja sampai Kocor nanyain, 'berat, ya?' dengan sedikit tertawa. Yah, ketahuan. Lalu aku duduk agak maju lagi. Hahaha..

20.13 WIB: Sampai rumah Gacer
Rumah Gacer ada di kaki gunung Merapi. Udara dingin mulai terasa di sini. Rumah Gacer sangat sederhana. Letaknya di belakang rumah baru, yang tepat menghadap jalan, yang kini sedang dalam proses pembangunan. Kami disambut ibu, bapak, dan adiknya Gacer. Mereka sangat ramah. Kata bapaknya Gacer, temen-temen Gacer sudah sering datang dan menginap ketika mau mendaki Merapi. Kami istirahat sebentar dan ditawari makan malam oleh ibunya Gacer. Makan malam yang sederhana juga. Kesan pertamaku berasa Live In. Menurut penuturan Gacer, kalau mau masak pun masih pakai kayu.

21.55 WIB: berangkat menuju Selo
Terlalu asik beristirahat. Rasanya pengen menginap saja di rumah Gacer. Haha.. Kami harus segera berangkat. Setelah menitipkan motor dan berpamitan, kami berangkat dengan formasi Sikur-aku, Gacer-Lacuk, Berok-Bidur. Jalanan sudah sepi. Udara semakin dingin.

22.58 WIB: sampai di basecamp Barameru.
Finally! Sampai di basecamp. Ada banyak sekali orang yang sepertinya akan mendaki juga. Kata Gacer ini lebih ramai dari biasanya. Wah, bakal antri di jalan, nih. Kami langsung mengurus retribusi dan menulis di buku. Siap berangkat. Kita masih akan menuju New Selo. Jalanannya beraspal. Perjalanan ke New Selo memakan waktu sekitar 15-20 menit. Sampai di sana, kami disambut dengan tulisan NEW SELO yang sangat besar. Katanya, tempat ini terletak di antara Gunung Merapi dan Merbabu. Jadi, dari sini kita bisa melihat pemandangan kedua gunung yang sangat indah. Di sini disediakan toilet, menara pandang, juga kios tempat para pendaki makan dan minum.

Fotonya diambil waktu pulang
Fotonya diambil waktu pulang
23.50 WIB: mulai mendaki
Kami memulai perjalanan kami. Jalanan pertama masih di semen. Masih bisa dilewati motor warga juga yang ingin pergi ke ladangnya. Yap, di kanan-kiri kami adalah ladang warga yang ditanami tembakau, tanaman palawija, sayuran, dan lainnya. Setelah itu kami melewati jalan tanah. Langit malam itu sangat cerah. Bintangnya ada banyak sekali. Dalam beberapa kesempatan, kami bisa menyaksikan pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang gemerlap. FIX, malam ini sempurna minus 1, kehadiran kamu. Rasanya pengen pulang ke Jogja ngajak kamu biar malam ini benar-benar sempurna :)

Saturday, 22 February 2014

Afraid of what?

21-02-2014 11:54:43 pm
Bru smpe rmh stg jam yll. Hbs nntn stand up comedy romantic nite breng Bidur, Jeron, dan Sikur di djendelokoffie togamas Gejayan. Daan hujan. Sbnrnya so sweet, tp kurang kamu. Dsna hjn jg gak? Gmn keadaan smuanya? Smoga nggak. Kalaupun iya, biar malam meluk kamu. Ah, jd mellow.. Slamat istirahat, sayang. JBU :) xx



Hey, there.
Kalau saja kamu tidak ikut berangkat ke sana, mungkin kita akan tertawa bersama mendengar ali-alit jabang bayi bercuap-cuap dan sepulang nonton stand up kita akan mampir di angkringan untuk berteduh. Seperti sebulan yang lalu :)

Hari pertama kamu di timur Jawa. Hari ini pasti melelahkan untukmu dan kawan-kawan. Tapi mendengar kisah petualangan-petualangan yang kalian lalui sebelumnya, aku yakin kalian akan baik-baik saja.

Kamu pergi lagi. Nggak jauh, sih. Kurang lebih enam sampai tujuh jam perjalanan dengan mobil dari sini. Harusnya nggak ada bedanya kamu berada di Jogja atau di luar Jogja. Kita sama-sama nggak setiap hari ketemu, kan? Tapi entah bagaimana rasanya menjadi berbeda. Mungkin karena kita akan lebih jarang berkomunikasi. Aku tau kamu akan jauh lebih sibuk di sana, melayani orang lain yang membutuhkan kalian. Kamu nggak akan sempat mengirimiku

Monday, 13 January 2014

Obrolan Random

Semuanya berawal dari...
@Ibehhhh: Belajar arti kesetiaan dari pacarnya pendaki gunung :D
@mariajorie: pantes njuk pengen munggah gunung ik *eh*
@Ibehhhh: lho kok bisa gt?haha
@mariajorie: ya bisa saja. Sepertinya ada korelasi positif antara ngobrol dg pacarnya pendaki gunung dan keinginan naik gunung. Hmm
@Ibehhhh: dan mungkin ujung-ujungnya berkorelasi positif terhadap kenginan memiliki pacar pendaki gunung. hmmm
@mariajorie: aha! *modem* bisa jadi begitu. hmm bagaimanapun sebuah hipotesis harus mll pembuktian agar bisa disebut teori.
@Ibehhhh: ah! *adeknya modem* benar sekali!
@mariajorie: Wkwkwkwk

Ini obrolan random banget. Pasrah.

Wednesday, 1 January 2014

Selamat Tinggal 2013! Selamat Datang 2014! (3)

Saya tidak sendiri lagi sejak bulan Oktober. Hehehe saya dan mas Kocor memutuskan untuk berpacaran. Kami mulai dekat sejak dikjut caving. Semakin dekat lagi ketika kegiatan Jelajah. Dan jadian bertepatan dengan hari ulang tahun Mapasadha. Sampai sekarang kami masih bersama :)

Saya ikutan workshop dan produksi film dokumenter dengan tema Pendidikan untuk Kaum Terpinggir yang diadakan oleh SALT. Lagi-lagi saya tertarik mencoba hal baru dan membuat film sepertinya akan sangat menantang. Maka, saya mendaftar untuk ikut kegiatan ini. Keluarga baru lagi!! Kami dilatih oleh mas Beni (yang kemudian saya dan teman-teman sekelompok memanggilnya dengan sebutan papi karena dia sudah seperti ayah kami sendiri). Produser kami adalah mas Anton. Kegiatannya berlangsung selama lima minggu dan nggak boleh alpa. Total peserta ada 15 orang yang terbagi dalam tiga kelompok. Saya sekelompok dengan manusia-manusia aneh, ajaib, kreatif, dan gila bernama mbak Gita (PGSD), Angga (BK), Geo (Manajemen), dan Devi (Sastra Inggris). Kelompok kami bernama Bagus. Masalah-masalah yang timbul dalam kelompok dan bagaimana kami menyelesaikannya dengan cara ajaib membuat kami dekat satu sama lain (kelompok lain kalah deh heheh). Kedekatan kami tidak hanya saat workshop dan produksi saja, namun juga di luar itu. Kami dapat keluarga baru lagi di Pingit, tempat kami mengambil gambar untuk dijadikan film. Sampai sekarang pun kami masih berhubungan dengan mereka. Terakhir kami berkunjung sebelum liburan, sebelum pada pulang ke kampung halaman masing-masing. Mereka suka jalan-jalan, sama seperti saya. Mereka berani dan sok berani, sama seperti saya. Tawa mereka cetar membahana, sama seperti saya. Mereka menjadi benci dengan kora-kora, sama seperti saya. Hahahaha.. Saya jatuh cinta dengan pertemanan kami. Terima kasih :)

Lama bergelut dengan lingkungan di Pingit membuat saya memutuskan untuk menjadikan salah satu fenomena di sana sebagai bahan tugas akhir observasi saya. Terima kasih buat frater Adri yang sudah mengijinkan saya masuk-masuk kelas :) Terima kasih buat mas Kocor yang sudah nemenin tengak-tengok ikut mengobservasi di kelas :)

Daaann.. UAS di bulan Desember. Sebelum UAS, PSF mendapat tugas pertama kali mengisi koor misa mingguan di Paingan. Saya belajar melatih teman-teman. Saya juga belajar dari mereka. Kami sama-sama belajar. Saya bangga dengan kerja keras kami :) Terima kasih, teman-teman PSF. Di hari ibu, aku pesankan mini cupcake buat mama. Happy Mother's Day!

Selamat Natal!! Saya tidak liburan kemana-mana kali ini. Natalan di rumahnya mas Cawu, manggang dan makan daging Babi setelah jalan-jalan ke Kaliurang dengan mas Kocor. Yummy! Lalu menghabiskan malam tahun baru juga dengannya. Terima kasih ya, sudah mengisi bulan-bulan terakhir di tahun 2013 dengan cinta! :)

Be nice, 2014 ;) Semoga tahun ini banyak lagi berkatnya. Semoga tahun ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga impian-impian yang belum kesampaian tahun lalu maupun tahun-tahun sebelumnya dapat kesampaian. Semoga yang terbaiklah yang terjadi :) Selamat datang, 2014!


You cant finish the book of life, without closing it’s chapters. If u want to go on.. then u have to leave the past as u turn the pages.

Selamat Tinggal 2013! Selamat Datang 2014! (2)

Pendidikan di Mapasadha tidak selesai setelah orientasi. Ada yang namanya pendidikan lanjut di mana kami lebih memperdalam empat divisi di Mapasadha (rafting, HG, caving, dan climbing). Ini tidak hanya berlaku bagi AM, namun juga untuk AP yang notabene senior kami. Saya kali ini rafting beneran di sungai Elo! Caving di gua vertikal beneran (bukan di jembatan Babarsari)! Dan climbing di tebing beneran! Hahaha asik banget. Saya mencoba untuk rigging ketika akan turun gua. Ya nggak sampe bawah, sih. Nyali saya belum cukup kuat untuk mencoba membuat jalur dan turun lebih dulu. Well, setidaknya saya mencoba dan saya harus menghargai keberanian saya. Satu momen lagi yang saya suka, saya mencoba membuat jalur panjat artifisial, menjawab tantangan dari seorang alumni Mapasadha (yang selanjutnya disebut mas Tholo). Tidak tinggi, namun saya bangga bisa berada di atas sana kala itu. Saya sendiri tidak percaya karena hampir saja saya menyerah di tengah jalan. Terima kasih dukungannya, teman-teman :)

Mulai bulan Juli, saya mengikuti latihan drama untuk dipentaskan saat malam puncak Psychofest. Latihannya tiga kali seminggu. Terakhir kali saya latihan kayak gini waktu SD, dalam rangka hari Natal seingat saya. Ah, malah ingat seseorang. Haha.. Saya suka pementasan teater dan mendapat kesempatan bermain untuk acara fakultas tentu menarik sekali! Maka di samping kesibukan di Mapasadha, kegiatan di fakultas juga jalan. Kami sempat mengadakan makrab di pantai Sadranan. Di sinilah, aku mulai dekat dengan orang-orang yang sebelumnya hanya kukenal namanya. Bukan hanya teman seangkatan, namun juga kakak angkatan. Mereka semua orang hebat, saya bangga bisa bekerja sama dengan mereka :) Oh ya, di sini saya dapat panggilan baru, Zonk. Entah harus ikutan bangga dengan panggilan baru itu atau prihatin. Haaa -__-

Di bulan yang sama, saya melakukan pendakian ke Merbabu bersama teman-teman Mapasadha dan Sexen. Saya bertemu dengan teman-teman baru lagi. Selalu ada seleksi dalam konteks apapun. Seperti waktu mau muncak, hanya sepuluh orang yang berangkat pagi-pagi buta melawan udara dingin demi sunrise. Yang sampai di atas hanya sembilan orang, termasuk saya. Orang-orangnya menyenangkan, jadi sepanjang jalan selalu diisi dengan tawa dan nyanyian :) Meskipun misi tidak tercapai, kami tetap happy! Hahaha

Bulan Agustus adalah bulan dengan momen terbaik, saya berangkat ke Rinjani. Melakukan perjalanan panjang dan melelahkan untuk kegiatan Jelajah Mapasadha. Yang berangkat hanya empat orang dan saya satu-satunya AM. Saudara-saudara seangkatan saya tidak ikut karena jadwalnya bertabrakan dengan jadwal KRS. Sebenarnya saya juga, tapi saya kembali ambil resiko KRS diwakilkan. Heheh keputusan ini adalah keputusan yang berat dan saya berpikir berkali-kali untuk ikut kegiatan ini. Saya rasa ini adalah Gold Achievement di tahun 2013. Saya belajar banyak hal baru karena kegiatan ini. Mulai persiapan sampai pasca kegiatan. Kegiatan kami tidak hanya mendaki, namun juga mengenal lebih jauh kebudayaan di Desa Torean, sebuah desa di kaki gunung Rinjani. Saya kembali bertemu dengan keluarga baru dan lagi-lagi sepertinya saya menjadi anak kesayangan :) Sampai sekarang saya masih berkomunikasi dengan mereka, begitu juga dengan keluarga di Wonogiri. Saya sedang menulis kisah saya selama Jelajah. Semoga akhir Januari sudah selesai dan bisa kalian baca entah nanti bagaimana caranya.

Bulan September penuh dengan tugas-tugas kuliah. Saat-saat seperti ini hubungan saya dan teman-teman sekelas semakin erat, begitu juga mereka dengan teman-teman lain. Kami jadi semakin mengenal satu sama lain lewat tugas-tugas kelompok. Saya senang beberapa dari mereka cerewet dan gila sama seperti saya. Hahaha.

Mapasadha sibuk dengan kegiatan PAB, Open House, dan bersih sungai. Bersih sungai adalah salah satu rangkaian HUT dan merupakan acara yang cukup besar karena melibatkan banyak sekali pihak. Persiapannya hanya dua minggu. Tapi setelah acara ini selesai, banyak kelompok-kelompok lain yang membuat kegiatan serupa :) Saya tidak terlibat begitu dalam, tapi saya belajar dari memperhatikan bagaimana panitia dibantu alumni bekerja keras mewujudkan acara ini. Ini pekerjaan luar biasa dan mereka bekerja dengan luar biasa!

Selamat Tinggal 2013! Selamat Datang 2014! (1)

Selalu berat meninggalkan sebuah tahun. Dan tak ada bedanya ketika harus meninggalkan tahun 2013.

Di tahun 2013, saya menemukan banyak teman baru, partner baru, bahkan keluarga baru yang tidak terduga. Di tahun ini pula banyak pencapaian yang tidak pernah saya duga sebelumnya, yang tidak pernah terlintas dalam benak maupun pikiran saya. Kejutan-kejutan kecil maupun besar datang silih berganti. Saya mengambil lebih banyak tantangan dan karenanya pengalaman saya bertambah ekstra banyak. Saya semakin tahu apa yang saya inginkan dan bekerja keras untuk mencapainya (ngeyel, melawan arus, take risk, mengorbankan banyak hal). Perasaan senang dan puas mewarnai hari-hari saya setelahnya.

Akhir Januari saya mengikuti orientasi Mapasadha dan dilantik menjadi Anggota Muda di awal Februari. Senangnya bukan kepalang karena proses yang saya dan teman-teman seangkatan saya lalui tidaklah singkat. Beberapa dari kami merelakan waktu liburan semester dan bahkan kegiatan wajib universitas. Yap, saya punya saudara baru yang memiliki kesukaan yang sama, pecinta alam.

Saya belajar penulisan dan sedikit tentang fotografi setelahnya. Saya tertarik di kedua bidang tersebut dan tidak saya sia-siakan. Terima kasih mas Sempal dan mbak Widi sudah berbagi ilmu. Mereka juga membantu saya mempersiapkan keberangkatan ke Rinjani dan menulis berita untuk website universitas. Oh ya, dibalik penulisan berita itu ada Pak Rio, dosen pembimbing Mapasadha. Beliau yang meminta saya menulis berita untuk website. Biar Mapasadha makin dikenal katanya.

Saya pergi ke pantai Wedi Ombo yang jauuuuhh banget di Wonosari sana bersama saudara saya, Silis. Salah satu perjalanan spontan yang menyenangkan dengan berkendara motor :)

Untuk pertama kalinya sejak saya bergabung dengan PSF Psikologi, kami mendapat tugas koor untuk acara EKM di Gereja Pringwulung. Itu terjadi di minggu terakhir bulan Mei. Kami belajar dengan orang yang tepat. Saya belajar banyak darinya, bukan hanya how to sing, tapi saya juga memperhatikan bagaimana caranya melatih kami. Saya suka caranya! Terima kasih kak Bogie. Saya juga kenal orang baru, kak Anes dan kak Dika, lebih dekat lagi dengan mbak Vika :)

Ulang tahun ke-19! Semakin berkurang saja umur saya. Tapi jiwa tetap muda dong ;) Terima kasih teman-teman kelompok live in. Karena kalian, saya bisa berenang bersama ikan-ikan di kolam Paingan yang rindang (warna airnya hijau). Hahaha

Saya bertemu keluarga baru di Wonogiri sejak kegiatan Live In Psikologi. Hanya saya yang tidak berbagi keluarga. Hahaha yang lain pada berpasangan dalam satu rumah, sedangkan saya hanya sendiri. Sebenarnya saya juga diutus menempati satu rumah dengan teman saya. Namun ada teman yang keberatan seorang diri, maka daripada dia mundur dan memutuskan ikut tahun depan, saya ajukan diri menggantikannya seorang diri. Saya malah suka. Heheh.. Saya belajar banyak hal di Wonogiri. Kehidupan mereka seperti kehidupan masyarakat desa pada umumnya yang bermatapencaharian petani. Sederhana, tapi toh mereka tidak mengeluh. Alam menyediakan yang mereka butuhkan. Saya belajar menghargai hasil jerih payah orang lain dan diri sendiri ketika saya minta diajari membuat caping. Saya salah menganyam berkali-kali, mbak Tri berkali-kali membenarkan dan akhirnya dia yang menyelesaikannya sampai jadi. Terima kasih, mbak Tri. Sepulang dari Wonogiri, hanya bawaan saya yang jadi lebih banyak. Sepertinya saya jadi anak kesayangan :)

Wednesday, 4 December 2013

Hari yang Sempurna

Hari ini hari yang sempurna.
Pagi tadi, aku mengantar papa ke stasiun Tugu untuk kembali ke Jakarta. Keretanya berangkat jam tujuh. Aku bangun jam setengah enam. Belum ngeprint tugas-tugas karena selesai ngerjainnya aja jam dua pagi -,- Jadi moodnya kurang enak gitu karena terburu-buru. Aku udah janjian pula mau datang ke kampus jam tujuh buat nyiapin diri mau ujian lisan. Papa udah mau naik TJ atau becak gitu karena kasihan melihat polahku. Tapi tidak kubiarkan itu terjadi! Selesai ngeprint langsung mandi kilat. Lalu berangkat dalam keadaan siap langsung ngampus. Kami tiba di stasiun jam setengah tujuh dan segera berpisah. Aku memutuskan untuk pulang dulu saja, menaruh helm dan bawa lauk buat sarapan di kampus. Hehehe.. Aku seneng bisa nganter papa pagi tadi. Entah kenapa aku punya kepercayaan kalau kita bantuin orang lain, rejaki kita bakal lancar. Rejeki bukan mulu soal uang lho, ya. Tapi juga kesehatan, keberuntungan dan kawan-kawannya. Makanya aku yakin kebaikanku akan dibalas dengan kemudahan melewati ujian lisan.

Yap, tadi pagi aku ada jadwal ujian lisan observasi. Ujian yang rasanya pengen banget dihindari, tapi juga pengen cepet-cepet dilalui. Ceritanya di ujian lisan ini, mahasiswa harus 'mempertanggungjawabkan' hasil observasi yang sudah dilakukan sebulan terakhir ini. Jadwal ujiannya mahasiswa yang milih. Aku milih hari Rabu ini, biar cepet kelar. Temen-temenku yang lain banyak yang milih hari Sabtu (ohmen weekend) dan Senin depan. Karena laporannya harus sudah ada di tangan dosen dua hari sebelum ujian, maka kukebut betul laporannya dengan rela begadang beberapa hari terakhir ini. Setibanya di kampus, teman-temanku sudah ramai berkumpul siap menunggu panggilan dengan muka cemas di depan ruang dosen. Tiba-tiba aku sakit perut. "Ya Tuhan, jangan di saat seperti

Ketika Kamu Harus Memilih

Aku ambil judulnya dari terjemahan postingan aslinya di sini.

Terjemahan bebasnya gini kurang lebih:
Dalam hidupmu akan ada saatnya ketika kamu harus memilih antara DICINTAI atau DIHORMATI. Selalu pilih DIHORMATI karena Cinta tanpa rasa untuk Menghormati satu sama lain selalu bersifat sementara. Tapi rasa Hormat dapat tumbuh menjadi Cinta yang tidak pernah habis.

Sweet banget dan... aku setuju dengan quote di atas. Dicintai belum tentu dihormati. Dihormati sudah pasti sepaketan sama dicintai. Kalau suatu hari

Friday, 15 November 2013

Ruwet

Suatu malam kau datang menghampiriku.
"Bawa charger hp nggak?" tanyamu.

"Kayaknya bawa," jawabku sambil mengingat-ingat. Kurogoh tasku. Ketemu. Kabelnya ruwet, kait-mengait dengan kabel lain. Kubetulkan dulu.

"Duh, ruwet ya, kabelnya," katamu, "kayak kisah kita."

Kulihat ekspresi wajahmu. Aku hanya bisa tersenyum. Pahit.

Tuesday, 12 November 2013

Terima Kasih

Postingan ini khusus buat ngucapin terima kasih kepada orang-orang yang udah mampir ke blogku. Yang sengaja datang karena kepo, yang nyasar ketipu google, yang iseng-iseng blogging, dan yang lain-lain dah. Postingan di sini mungkin ada yang sama dengan keadaan kalian. Lalu kemudian kalian merasa memiliki teman senasib sepenanggungan, kalian tidak sendiri :') Postingan di sini mungkin ada yang membantu kalian dalam memecahkan persoalan kecil maupun besar. Postingan di sini mungkin ada yang membantu kalian memahami orang lain. Postingan di sini mungkin membuat kalian tertawa dan menjadi lebih santai dalam menjalani hidup. Postingan di sini mungkin membuat kalian mengenalku lebih jauh :) Aku turut berbahagia ketika kalian meninggalkan blog ini dengan mendapatkan sesuatu yang baru. Dan lebih bahagia lagi ketika kalian mau menyebarkan hal baik yang kalian dapatkan kepada orang lain. Sekali lagi, terima kasih. Kalian sangat berarti.

cc: Jeron (terima kasih udah kepo~ you inspired me to write this entry!)

Sunday, 1 September 2013

Meneruskan Kebaikan

Hai, hari-hari yang sibuk lately.. Liburan udah berakhir dan sekarang fokus kuliah lagi. Well, kegiatan jelajah yang jatuh-bangun diperjuangkan akhirnya terlaksana dan menyisakan banyak kenangan. I want to share something yang aku harap bisa menginspirasi kalian dalam misi membuat badai kebaikan di Indonesia (dan seluruh dunia). Kisah sederhana (tapi agak panjang juga, sih), remah kegiatan jelajah. 

Waktu itu hari pertama perjalanan kami, pendakianku di Rinjani. Pagi hari kami berangkat dari Desa Torean diantar segelas teh hangat buatan Pak Mistradi, bapak yang sudah kami anggap seperti bapak sendiri, warga Desa Torean. Kenapa hanya segelas teh hangat? Waktu yang kami miliki tidak banyak untuk makan pagi. Kesiangan bangun. Ya untung saja semalamnya makan banyak, jadi pagi itu laparnya belum kerasa. 4 jam kami berjalan, perut sudah berteriak-teriak minta diisi. Tak jauh kami berjalan, sampailah di pos 1. Langsung buat mie instan. Nggak masak nasi, soalnya bakal nunggu lama. 

Di pos 1
Jam setengah dua kami melanjutkan perjalanan. Pemandangan sepanjang jalan indah sekali, tapi juga sebanding dengan medan yang bukan main menguras tenaga. Hari semakin sore sementara tidak ada tanda-tanda kami akan sampai di Segara Anak. Jalan terus saja naik. Aku udah capek banget. Setiap berpapasan dengan orang yang baru turun, pertanyaan yang sama terus terlontar, "Segara Anak masih jauh, mas?" dan jawaban yang didapatkan juga itu-itu aja, "Wah, mungkin masih 4-5 jam lagi, mbak." Ditambahi, "Mending

Wednesday, 31 July 2013

Selamat Tinggal, Juli

Oke, jarang-jarang aku nulis ngucapin selamat tinggal di akhir bulan. Ehm, ini baru pertama kalinya malah. Dan entah bagaimana ada perasaan perlu nulis - kali ini.

Kalo ngliat time table, bulan ini padat banget. Sampai-sampai ngrasa nggak ada yang namanya akhir pekan. Semua adalah hari yang sama, dengan rutinitas yang hampir sama, latihan drama 3x seminggu, dikjut Mapasadha di dua minggu pertama, makrab, naik gunung, buber SMA, pontang-panting ngurusin kegiatan Jelajah (nggak juga sih).. Aaarrghh Enak Gila! Semacam cah selo tapi ya nggak selo.

Daaaann nggak terasa ini hari terakhir di bulan Juli. Banyak cerita, banyak kenangan, banyak pengalaman, banyak ci(n)ta yang tercapai dan juga muncul yang baru *butuh backsound sedih*. Bisa turun gua setelah latihan turun-naik jembatan Babarsari berkali-kali, panjat tebing artifisial dan akhirnya diakui sebagai cucu padahal hampir nyerah setelah latihan di wall realino emm.. beberapa kali doang sih, menginjakkan kaki di puncak Merbabu, dapat teman-teman baru (hai, cah seXen!), tidur semalaman di pinggir pantai sambil ngliatin bintang-bintang (sebelum tidur), latihan drama yang kece banget (semacam mendekati pelatihan profesional wuzzzh), semuanya adalah achievement yang bakal susah lupanya.

Ada yang nggak akan pernah sama lagi sejak hari ini. No one knows apakah itu akan bertambah baik atau sebaliknya. Aku harap Agustus nanti lebih banyak cerita, lebih banyak harapan dan mimpi yang menjadi nyata, lebih banyak berkat yang melimpah dan dilimpahkan, lebih banyak kebahagiaan... :)

Nah, selamat tinggal, Juli. Selamat tinggal..

Caving

Mmm.. Itu chief mau terbang kayaknya

Fotoku yang manjat sampe atas situ
nggak ada :( anyway, itu Sikur, man of steel

Footprints

Makrab di Sadranan

Di Kentheng Songo.. bersembilan

Mapasadha

Kocor-Celnah-Lacuk-Jeron

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...