Wednesday 23 December 2015

Main Game Aja..

Suatu sore di dalam sebuah gerai operator yang habis ganti nama..
Pacarku dan aku lagi duduk nunggu giliran nomor antrian kami dipanggil. Seorang bapak dan anaknya yang masih kecil, mungkin berusia 3 atau 4 tahun, berjalan ke arah kami lalu memutuskan untuk duduk di kursi yang berjarak sekitar 1 meter di depan kami. Anak perempuan ini sedikit tidak bisa diam. Ia banyak kali mengajak bapaknya berbicara. Anak ini memegang sebuah pulpen dan mulai mencoret-coret sofa berwarna merah tempat ia dan bapaknya duduk. Si bapak tidak lantas memarahi anak perempuan tersebut. Ia tiba-tiba berkata, "Eh, main game aja yuk." Lalu bapak tersebut mengeluarkan gadget berwarna putih berbentuk talenan dari dalam tas selempangnya. "Nih.." kata si bapak menyerahkan talenan tersebut ke anak perempuannya. Sang anak sempat ragu mengambilnya, tapi akhirnya ia ambil juga. Anak perempuan itu dengan gerak tangan yang mantap mulai memencet tombol hidup lalu membuka kunci layarnya. Ia mulai terlihat asik memilih-milih game yang akan dimainkan. Dan... tenggelam dalam permainannya..

Ya semestinya aku tidak perlu kaget lagi melihat hal-hal kayak gini sebab sudah banyak pembicaraan seputar gadget dan anak di luar sana. Tapi aku baru pertama kali melihat yang kayak gini in my face. Alih-alih meminta anak untuk bermain game, aku lebih senang kalau si bapak mengeluarkan kertas kosong sebagai media menggambar si anak. Iya, kan?

sumber gambar: http://realtime.wsj.com/indonesia/2012/05/
23/pengaruh-ipad-untuk-si-kecil/

Sunday 13 December 2015

Di"percaya"

It's been a long long day... Lama nggak nulis hal-hal random di blog ini. Semakin bertambah angka semestermu, rupanya semakin sibuk pulalah kamu. Ya setidaknya itu yang aku alami. Gara-gara merasa "selo banget", akibatnya semua-semua kegiatan diambil dan dilakoni. Begitu masing-masing kegiatan menuntut perhatian lebih, terjadilah peperangan sengit antar mereka (udah kayak istri-istri yang nuntut perhatian satu orang suami) yang bikin otak hampir pecah dan dada sesak hampir berhenti bernafas. Rasanya capek sekali. Lelah. Tapi ini sudah konsekuensi seorang mahasiswa yang "sok selo". Akhirnya, salah satu dampaknya ya malas meluangkan waktu sejenak untuk nulis-nulis.

Ya sudah, itu cuma kata pengantar. Sekarang aku pengen nulis percakapan sore tadi antara aku dan dirinya (tsaaahhh..)..

Suatu sore di suatu tempat di suatu waktu...
Aku (A): Yank, aku tgl 19-20 Des ada pembekalan KKN.
Dirinya (D) : Di mana?
A : di LPPM paling.
D : Oohh..
A : Tau nggak, aku besok KKN berempat belas. Cowoknya 5. Ceweknya 9. Haa.. pasti besok aku jadi salah satu orang yang nyupiri temen-temenku lagi. Semoga cewek-ceweknya nggak ada yang menthel......
D : ....
A : Besok aku deketin yang cowok-cowok aja ah.
D : Iya bener, nggak papa.
A : Lho, kok nggak papa?
D : Ya kan biar kamu bisa diboncengin sama mereka.
A : ..... kok kamu nggak cemburu, sih? (mancing.. mancing..)
D : Ya enggaklah.
A : Kenapa?
D : Soalnya aku percaya sama kamu.
A : ..... percaya untuk? 
D : Percaya kamu nggak bakal selingkuhin aku.
A : (senyam-senyum dalam hati) ... mm.. makasih.

Hahaha.. aku suka senyam-senyum dan ketawa-ketawa sendiri ketika memanggil kembali ingatan tentang percakapan sore tadi. Tiba-tiba merasa jengkel, gemes, seneng, gelo, dan apalah itu yang tidak terdefinisikan. Mengetahui bahwa kalau aku deket-deket sama laki-laki lain sikap dia bakal biasa aja tuh... entahlah masih tidak bisa mendefinisikan. Yang jelas sikap dia yang memilih untuk percaya sama aku adalah sesuatu yang, aku tau, banyak cewek pengen dari pacarnya :) He just trust me that simple bikin aku merasa bersyukur dan di sisi lain merasa udah gagal duluan kalau pengen bikin dia baca sinyal-sinyal invisible dariku. Hahahaha.. thank you, boy, you make me feel amazed again entah untuk keberapa kalinya.

Monday 28 September 2015

#EscapingTime


selalu ada waktu untuk tertawa.
selalu ada waktu untuk menangis.
dan semua sudah diatur sedemikian rupa sehingga kita selalu bisa menikmatinya pada saat yang tepat dan pada porsi yang semestinya.
mari bersyukur untuk hal tersebut.

Thursday 30 July 2015

Bentuk Lain Vandalisme

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 22 Juli 2015, aku jalan-jalan ke Gunung Api Purba Nglanggeran di Gunung Kidul Yogyakarta. Ehh.. dapat oleh-oleh ini.





vandalisme/va·ndal·is·me/ n 1 perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb); 2perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas
Sumber: http://kbbi.web.id/vandalisme 
Kalau tidak salah lihat ada 3 atau 4 tanaman yang daunnya 'berseni' kayak gitu. Bagiku, coretan, pahatan, goresan di pohon, daun, bahkan batu itu merusak pemandangan. Mengganggu orang yang mau menikmati alam.

Lagipula kasihan ya, tanamannya jadi media tulis tangan-tangan usil. Mereka (yang nulis itu lho) udah senang-senang menikmati alam, eh tapi nggak tahu terima kasih. Alamnya malah dirusak. Udah kayak peribahasa yang populer itu lho, "air susu dibalas dengan air tuba."

Itu tanaman masih sama-sama makhluk hidup pula. Coba kamu deh mas, mbak, yang dicoret-coret gitu. Entah kenapa aku percaya kalau semua makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) bisa sakit dan merasa sedih kalau diperlakukan dengan tidak baik, terutama kalau makhluk tersebut nggak berbuat apa-apa, nggak mengganggu kehidupan makhluk hidup lain. Waaahh.. :(

Aku nggak tahu sih, motif mereka melakukan aksi gores-gores itu apa. Mungkin pengen eksis. Atau suka cari perhatian. Atau malah cuma ikut-ikutan doang biar jadi anak kekinian gitu. Atau kayaknya yang pada nulis-nulis itu juga udah nggak mampu beli kertas.

Begini lho, Gusti sudah kasih alam untuk dinikmati, mbok yo dirawat dan dilestarikan biar tetap bisa dinikmati orang lain. Biar bisa dinikmati sama generasi-generasi di bawahmu. Kalau kamu saja sudah memberikan contoh yang tidak baik, gimana adikmu atau anakmu melakukan yang baik? Sama kayak kalau anak di sekolah diajarin tertib lalu lintas (pas lampu merah yo berhenti), tapi saat diboncengi oleh ibu/ bapak/ kakaknya di jalan, si anak malah melihat orang yang lebih tua darinya asik melanggar peraturan lalu lintas. Capek deh. Ini kasihan gurunya yang ngajarin di sekolahlah. Nggak usah disekolahkan saja anaknya, pak, bu. Percuma.

Kalau teman-teman ingin bepergian, selalu ingat: jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu. Oke? :)

Monday 22 June 2015

Tanduk Kerbau

Seseorang punya seekor kerbau. Kedua tanduk hewan yang melebar ke samping itu membuat dia berpikir bahwa kalau dia bisa duduk di antara kedua tanduk itu, dia akan seperti duduk di singgasana. Suatu hari, ketika hewan itu sedang berbaring tenang, dia naik dan duduk di antara kedua tanduknya. Tapi kerbau itu langsung berdiri dan melemparkannya jatuh. Ketika istrinya melihat itu, dia mulai menangis."'Jangan menangis,' kata orang itu. 'Aku mungkin kesakitan, tapi aku juga telah mencapai impianku.'"
(The Zahir hlm. 133)

Sumber gambar:
http://sukrablog.blogspot.com/2008/10/kerbau-sapi-banteng.html

Monday 8 June 2015

Masih Asik

"Nggak pulang bareng dia, dik?"
Aku menoleh sebentar ke belakang.
"Nggak, ah. Dia masih asik bermain kartu dan kelihatannya senang dengan apa yang dilakukannya sekarang. Aku nggak pengen ganggu. Nggak akan. Lagipula dia tau kok aku bisa pulang sendiri," jawabku sambil lalu.

Tuhan Belum Bilang "CUKUP"

"Masih sama dia, dek?"
Kubalas pertanyaan orang di hadapanku dengan senyum dan anggukkan kecil.
"It's surprised me! Kamu satu-satunya orang yang kutahu bisa tahan lama di sampingnya."
"Haha.. Ada yang lebih lama dariku kok, mas. Aku cuma nemenin dia, mas. Nemenin titipan Tuhan."
Kulihat raut muka bingung terpasang di wajah orang yang sekarang bergerak mendekat ini.
"Sepertinya Tuhan belum benar-benar bilang 'cukup'. Sebab beberapa kali Dia membuatku berpikir sudah waktunya pergi, namun toh hal itu tidak pernah terjadi. Tuhan masih menginginkanku menemaninya, itu kesimpulan yang kubuat," kataku yakin, "entah sampai kapan."

Tuesday 12 May 2015

Tentang Menyediakan Waktu

Aku pikir kita nggak boleh begitu saja menyerah pada keadaan. Apa aku salah? Siapa bilang kita tidak pernah punya waktu? Bukankah waktu itu selalu ada? Permasalahannya adalah apakah kita sendiri mau untuk menyediakan waktu tersebut. Jadi, mestinya kamulah yang tidak mau menyediakan waktu itu. Padahal dia ada lho, entah sedikit atau banyak. Dia ada.

Baiklah, sepertinya kamu masih ragu dengan penjelasan itu. Sekarang, mari berandai-andai bahwa suatu hari kamu mengatakan tidak ada waktu untuk belajar karena kegiatan yang tidak terbendung sehingga nilai ujianmu jelek. Apa iya begitu? Tidak, kan? Kamu punya waktu. Seminggu, 7 hari. Sehari, 24 jam. Permasalahannya, seperti yang sudah disebutkan di atas, kamu tidak mau menyediakan waktumu untuk belajar. Bahkan alasan waktu yang sedikit bukan dalih yang tepat untuk kemudian tidak belajar.

Kuharap sekarang menjadi lebih jelas. Well, aku masih menunggu.

Bad Idea, isn't it?

Jadi, kesimpulannya keinginan saya untuk beromantis-romantisan terpaksa ditahan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Great.

Sunday 10 May 2015

Ada yang bilang..


Ada yang bilang hal terindah dari memiliki seseorang adalah menjaganya sebaik mungkin.

Saturday 28 March 2015

Jangan Mau Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu*

*kuliah-pulang kuliah-pulang

"Kirab Lawu Mapasadha 2014"
dok. pribadi
"Mapasadha apaan sih, Drey?"
"Yaak.. Silahkan buka lagi buku INSADHA-nya, yaa.."

Setelah 2 tahun berlalu (aku jadi duta Mapasadha di prodi tercinta), masih ada aja yang nggak tau Mapasadha. Mungkin aku kurang gencar promosi ya? Atau emang mahasiswa Sadhar sendiri yang nggak peduli a.k.a nggak mau tahu dengan keberadaan UKM di kampusnya? Aku jawab di sini sekalian ya. Mapasadha adalah kependekan dari Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma yang merupakan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Sanata Dharma. Rata-rata yang nanya kayak gitu emang bukan anak UKM atau jarang nongkrong di Realino, sih.

Nggak cuma Mapasadha aja sih, coba deh tanya temenmu apa ada yang tahu KSR? PM? Menwa? Mungkin ada beberapa UKM lain yang nggak dikenal juga sama mahasiswanya. Tak kenal maka tak sayang. Kayaknya itu yang lagi terjadi sekarang. Dampak dari tidak dikenalnya UKM, ya peminatnya sedikit. Dari 2000an mahasiswa yang masuk Sanata Dharma tiap tahunnya, yang akhirnya jadi anggota aktif UKM kayaknya nggak nyampe 150 mahasiswa, deh. Miris kan?

"KSR Sanata Dharma"
taken from:http://ksr.pmi-yogya.org
Haduh.. Padahal banyak lho, keuntungannya masuk UKM. Pertama, kamu bisa menyalurkan minatmu di tempat yang tepat. Kedua, kamu akan berkumpul dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama dari prodi yang berbeda. Ketiga, kamu akan ketemu dengan orang-orang hebat. Siapa? Alumni UKM. Rata-rata mahasiswa yang pernah ikut UKM jadi orang keren lho. Mengapa? Karena ikut UKM tidak hanya membuatmu pintar merencanakan kegiatan, tidak hanya membuatmu semakin pandai dalam bidang yang kamu minati, tapi juga melatihmu dalam berorganisasi, melatihmu untuk menjadi pemimpin, namun lebih-lebih lagi untuk membekalimu dengan keterampilan-keterampilan yang tidak akan kamu dapati di kelas. Kampus sedang bekerja sama denganmu mempersiapkan dirimu untuk siap terjun ke masyarakat. Wow! Keempat, kampus punya anggaran untuk kegiatan-kegiatan di UKM yang tidak sedikit. Jadi, nggak usah khawatir kegiatanmu nanti terhambat karena masalah uang. Sanata Dharma adalah salah satu universitas yang sangat mendukung kegiatan kemahasiswaan, lho. Tahun kemarin saja UKM-nya nambah 3. Semuanya demi K A M U, wahai mahasiswa. Iya, K A M U. 

Aku cerita sedikit ya, tentang pengalamanku ikut UKM. Awalnya, aku pikir kerjaannya anak UKM hanya kumpul, ngobrol, dan maen. Ternyata tidak seperti itu. Selain aktif bermain, aku juga belajar mengelola sebuah organisasi. Aku belajar menjadi seorang pemimpin ketika ditunjuk sebagai kordinator kegiatan. Aku belajar mengelola uang ketika dipercaya sebagai bendahara. Dan bagian paling menyenangkan adalah bagian bonus dimana keinginanku untuk jalan-jalan tercapai tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

"Menwa Sanata Dharma"
taken from:https://www.usd.ac.id
Well, bagiku mahasiswa yang keren adalah mahasiswa yang aktif di kelas pun di kegiatan mahasiswa. Jangan sia-siakan fasilitas yang sudah diberikan oleh kampus. Jangan sia-siakan uang kuliah yang sudah kamu bayarkan karena larinya bukan cuma ke program studi dan fakultasmu, tapi juga ke kegiatan kemahasiswaan dan UKM adalah salah satunya. Aku #serius. Jangan biarkan peraturan maksimal kuliah 5 tahun membuatmu takut mengambil kegiatan kemahasiswaan.

Nah, aku rasa komunikasi yang baik antara pihak universitas dengan mahasiswa menjadi sangat penting. Tidak bisa dipungkiri bahwa fasilitas berupa materi yang diberikan oleh kampus belumlah cukup untuk mendukung kegiatan mahasiswa. Dibutuhkan fasilitas lain berupa bimbingan, kesempatan untuk berdiskusi, serta penghargaan. Dalam sebuah pertemuan antara pejabat kampus dan perwakilan UKM, ada sebuah cita-cita yang sederhana namun sangat menggugah dari salah satu UKM, yakni masuk dalam berita di web universitas. Maka, menuju 60 tahun Sanata Dharma diharapkan hubungan yang sudah terjalin antara mahasiswa dan pejabat universitas dapat semakin erat. Tidak hanya di bidang akademik, namun juga di bidang non-akademik. Karena sebuah kendaraan tanpa motor penggeraknya adalah tidak berguna. Sederhananya, nggak ada K A M U, nggak ada Sanata Dharma.

"PSM Cantus Firmus di acara Mawapres 2014"
taken from: Facebook Rm. Mutiara Andalas

Tuesday 17 February 2015

Jangan khawatir, sayang..

Kamu duduk di sebelahku. Malam yang dingin, bukan? Namun, meskipun dinginnya menusuk tulang, dada ini masih sesak saja. Panas. Mataku ikutan terasa panas. Sial.
Kamu tiba-tiba melihat ke arahku. Tanganmu memegang wajahku dan perlahan memalingkannya ke arahmu. Sekarang kamu bisa melihatku dengan lebih jelas. Aku tidak berani menatap matamu. Sedetik kemudian kamu menarik kepalaku dan menyandarkannya di dadamu. Kedua lenganmu memelukku erat. Aku bisa mendengar detak jantungmu. Kemudian kurasakan dadamu sedikit bergetar.
"Jangan khawatir, sayang. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu seorang diri lagi. Maafkan aku karena aku selalu berpikir semuanya baik-baik saja. Karena aku selalu berpikir kamu hanya sedang butuh waktu untuk dirimu sendiri. Maafkan aku karena tidak pernah berani menanyakan keadaanmu, bagaimana hari-harimu setelah seharian kita jarang bercakap dan karena kubiarkan hal ini terjadi berulang kali. Maafkan aku karena jarang menyediakan waktu untuk kita berdua. Ketahuilah bahwa kamu akan selalu dapat mengandalkanku."
Dekapanmu terasa semakin erat. Kini mataku basah.

Thursday 12 February 2015

Untitled

Apakah Pooh sekarang membenci madu? Peter Pan sudah tidak bisa terbang lagi? dan Ariel tidak bisa bernyanyi lagi?

Friday 6 February 2015

#4 Jogja-Brebes: Pantai Manganti yang Ramai pun Sunyi

Minggu, 21 Desember 2014
Hari ini adalah hari kepulangan kami kembali ke Jogja. Mengingat perjalanan yang akan kami tempuh memakan waktu berjam-jam, kami tidak mau berangkat kesiangan. Mendadak juga sih, ngabarin bapak sama orang rumah yang lain. Akhirnya bapak nggak ke gereja deh, mbak Wulan jadi buru-buru nyiapin sarapan. Tiba-tiba rumah jadi sedikit lebih gaduh dari biasanya. Hehehe.. Untuk pertama kalinya juga aku ngobrol banyak sama mbak Wulan dan tahu banyak tentang dia. Mbak Wulan sedang hamil. Dia cerita katanya di rumah suka takut kalo sendirian pas malam hari. Makanya pas kami datang, dia lebih tenang. Dia agak nggak percaya gitu kami bakal pulang hari ini. Dikiranya aku bakal ada di sana sampai Natal. Yahh.. apa boleh buat aku sudah dicari orang rumah. Jadi, pagi itu aku bantuin mbak Wulan masak dikit-dikit. Hehe.. Sementara itu, bapak sibuk ngurusin motor yang akan kami pakai pulang.

Akhirnya pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan rumah di Bumiayu. Kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh. Pukul 12.30 WIB, kami tiba di Gombong tapi tidak mampir ke rumah Ken. Kami memutuskan untuk menyambangi pantai Manganti yang katanya sedang naik daun. Berbekal ke-nekat-an kami dan petunjuk-petunjuk singkat dari Ken, kami menyusuri jalan menuju pantai di balik bukit ini. Jadi dari Gombong, carilah pertigaan Suwuk lalu naik ke arah atas ngikutin jalan. Nanti ketemu pertigaan lagi, kalo ke kiri ke arah pantai Karang Bolong, nah, ambillah jalan ke kanan. Perjalanan masih jauh, kawan! Jalannya naik-turun. Pastikan kendaraan kalian mampu mengalahkan jalan menanjak yang tidak manusiawi. Aku sempat turun dari motor gara-gara motornya nggak kuat -_- Setelah itu, kalian akan melihat penunjuk arah ke Pantai Manganti. Nah, tidak jauh dari petunjuk arah tersebut, kalian akan menemukan semacam gerbang masuk. Biaya retribusi pantai Manganti sebesar Rp 4.000,- per orang, tidak dipungut biaya parkir. Asik, kan?

Batu karangnya bisa dikunjungi dengan berjalan kaki jika air sedang surut
(dok. pribadi)
Setelah itu, tidak ada yang berbeda dengan jalannya. Tetap naik-turun. Bedanya,

#3 Jogja-Brebes: Kaligua, Kebun Teh dengan Bonus Goa Jepang dan Tuk Bening

(dok. pribadi)
Sabtu, 20 Desember 2014
Hujan mengguyur sejak pagi. Tapi kami nggak mau hari ini berdiam diri di rumah lagi. Akhirnya, saat matahari tengah hari menyembul sedikit di balik awan mendung, kami memutuskan bergegas ke... KALIGUA. Jalan menuju Kaligua penuh dengan pohon pinus yang tinggi menjulang. Sebelum sampai di tempat yang dimaksud, pengunjung akan melewati Tlogo Ranjeng. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan mereka di seberang Tlogo Ranjeng. Hal yang paling dikenal mengenai Tlogo Ranjeng adalah keberadaan ikan lele raksasanya. Menurut cerita bapak yang menjual roti untuk pakan ikan di situ, lele-lele ini tidak selalu ada. Waktu kami datang pun, kami tidak melihat keberadaan lele yang dimaksud. Hanya terdapat puluhan ikan emas dan nila raksasa. Menurut cerita bapak penjual roti, keberadaan ikan-ikan ini berhubungan dengan hal gaib. Tidak ada yang tahu siapa yang menaruh bibit ikan-ikan tersebut di sana. Aku memutuskan untuk percaya pada penuturan bapak itu. Kocor dan aku kemudian memberi ikan-ikan tersebut makan. Kami membeli roti seharga dua ribu rupiah. Kalian harus merasakan sendiri sensasinya memberi makan ikan-ikan jumbo ini. Mengasyikkan! :) Jangan lupa memasukkan uang ke kotak sebagai ucapan terima kasih. Setelah puas memberi makan, kami pun melanjutkan perjalanan.

Tempat parkir kendaraan (dok. pribadi)
Tlogo Ranjeng (dok. pribadi)
Rebutan roti (dok. pribadi)
Obyek Wisata Kaligua merupakan sebuah perkebunan teh sekaligus obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Retribusi obyek wisata

#2 Jogja-Brebes: Curug Cipendok yang Menyegarkan

Kamis, 18 Desember 2014
Pintu Masuk Curug Cipendok (dok. pribadi)
Bangun pagi pikiran sudah dipenuhi rencana perjalanan ke tempat-tempat mengasyikkan, tempat-tempat yang biasa Kocor kunjungi. Sekitar jam setengah 12 siang kami baru bergerak. Tujuan kami hari ini adalah Wana Wisata Cipendok. Sebuah kawasan wisata yang dikelola oleh perum perhutani setempat. Perjalanan ke tempat ini menghabiskan waktu sekitar 20 menit-an mengendarai sepeda motor. Pengunjung akan disambut dengan pepohonan di sisi kanan dan kiri jalan serta udara yang begitu sejuk sampai akhirnya tiba di gerbang masuk. Untuk memasuki kawasan wana wisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,- per orang dan Rp 1.000,- untuk kendaraan bemotor roda dua. Aku nggak tahu kalau mobil kena berapa. Setelah melewati gerbang masuk, pengunjung akan disuguhi dengan hijaunya pepohonan di sepanjang pinggir jalan. Ada beberapa tempat lapang juga yang aku yakin bisa digunakan untuk piknik. Di beberapa tempat juga terlihat aliran sungai kecil disertai dengan gemericik air yang mengalir. Benar-benar tenang dan menyegarkan. Sekitar 5-10 menit dari gerbang masuk tadi, ada tempat parkir kendaraan. Biaya parkirnya Rp 2000,-. Ngomong soal biaya, siapin uang kecil juga kalau-kalau bertemu dengan pengamen di jalan menuju curug nanti.

Curug Cipendok (dok. pribadi)
Curug Cipendok (dok. pribadi)

#1 Jogja-Brebes: Gombong yang Menyenangkan

Haii.. Lama nggak nulis. Kali ini aku pengen cerita tentang perjalananku (dan Kocor) ke Gombong dan Brebes tanggal 17-21 Desember 2014. Hehehe.. baru niat nulis sekarang. Oke, jadi perjalanan ini bermula dari keinginan berkunjung ke rumah Ken, teman sekelasku, di Gombong. Rencana awalnya akan ada beberapa teman juga yang ikutan pergi, tapi ada satu dua hal yang mengakibatkan mereka membatalkan rencana liburan setelah UAS ini. Akhirnya, peserta yang tersisa hanya aku. Mengenai Kocor, aku sudah mengajaknya juga jauh-jauh hari sebelum UAS dan dia setuju akan ikut. Jadilah kami bertiga berangkat mengendarai motor. Ken berangkat lebih dulu karena aku dan Kocor harus mengurus beberapa hal dulu.

17 Desember 2014
Dan akhirnya pukul 11.11 WIB kami berangkat menuju Gombong dari Realino. Cuaca cerah meskipun paginya sempat hujan. Kami memilih jalan melewati barisan pantai. Entah ada berapa pantai yang kami lewati, aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi sekarang. Karena tidak lewat kota, motor kami dapat melaju lebih cepat di atas jalan yang kadang kurang bersahabat. Kalau lewat sini, sebaiknya pasang mata baik-baik agar tidak terjebak lubang-lubang berukuran kecil hingga sedang. Kasihan motornya. Seingatku, kami tidak pernah beristirahat barang sebentar di jalan. Satu-satunya tempat yang kami singgahi adalah Alfamart di depan gang rumahnya Ken. Itu pun gara-gara nunggu balasan sms dari Ken tentang arah jalan ke rumahnya. Akhirnya pukul 14.25 WIB, kami tiba di rumah Ken dalam keadaan pantat pegel-pegel.. Yang penting selamat.

Kereta lewat (dok. pribadi)
Nah ini bagian yang aku suka, menikmati pemandangan di depan rumah Ken. Rumah Ken berseberangan dengan sawah seluas nggak tau berapa. Dan menariknya dilewati oleh jalur kereta api. Jadi, beberapa menit sekali pasti ada kereta lewat. So nice-lah pokoknya. Nggak berapa lama, mamanya Ken keluar menyambut kami. Entah kenapa rasanya aku udah akrab banget sama mamanya Ken. Padahal sebelumnya kami baru bertemu sekali di kosnya Ken. Anyway, aku suka sambutan ini karena mengantarkan kami ke hidangan makan siang menjelang sore. Yay! Kami makan dan disuguhi jus mangga. Hahaha.. Aku berharap bisa menginap dan menyantap jus mangga lebih banyak. Tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Brebes sore itu juga.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Ken, kami diajak ke waduk Sempor.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...