Showing posts with label About Love. Show all posts
Showing posts with label About Love. Show all posts

Sunday, 28 November 2021

An Unfinished Business: I Forgive You

Okay. I’ve never written about this before—never written about him. But the DMs from him this afternoon made me decide to write this, for the first time—maybe also for the last time.

A boy from my past, my very first boyfriend, sent me messages on Instagram. He said something I never expected him to say after 10 years had passed (yup, we were in 11th grade). He apologized for what happened in our relationship. Everything moved so fast back then (we didn’t even have a picture together, lol). We didn’t fully understand what was happening or how to handle it. We broke up and lost contact with each other. I met him once, but we pretended like nothing had ever happened between us and chose not to speak.

He’s been avoiding this topic for the last 10 years, and today he finally found the courage to address it. I responded with an apology of my own because I’m sure there were moments when I hurt him, either with my words or actions. So, after 10 years, we forgave each other.

It felt almost impossible, but it happened. Maybe this was just the right time for it.

Are we going to start over again? I don’t think so. We know we’re different people now, and we’re no longer meant for each other.

Thank you for reading this, dear reader. I’ll close with this: people come into your life for a reason; they’re either a blessing or a lesson.

taken from: boldomatic.com


Tuesday, 1 June 2021

Being Alone

Hai, guys.. Pernah merantau nggak? Kalau pernah, kapan? How long? Ke luar kota atau ke luar negeri? Rasanya gimana?

Nggak kerasa aku udah 3 tahun 1 bulan berada di kota lain, jauh dari orangtua, adik-adik, dan anjingku. Nggak kerasa. Sebelum ada pandemi, aku pulang kampung 1 bulan sekali. Setelah pandemi sempat nggak pulang beberapa bulan dan saat ini nggak tentu pulangnya berapa bulan sekali. Soalnya takut juga kalau keseringan pulang virusnya nggak tahu ada di mana. Udah gitu sejak nggak pulang berbulan-bulan due to pandemic, uang lebih yang aku punya bisa aku investasikan di reksadana dan bisa aku tabung untuk dana darurat. Happy banget kalau lihat cuan yang didapat. Jadi semangat safe dan invest money. Sekarang kalau mau pulang biasanya aku usahakan ambil cuti jadi nggak rugi cuma sehari-semalam doang pulangnya. Sekarang juga jam keberangkatan kereta terbatas baik ke dan dari Jogja. Plus harus keluar uang ekstra untuk genose atau antigen. Sempurnalah niatku untuk nggak sering-sering pulang. Hehe..

Anyway, aku mau share apa yang aku rasakan setelah 3 tahun merantau. Satu aja. Mungkin kalian ada yang merasakan juga. As year passed by aku merasa nyaman hidup sendiri. I can do anything and I can go anywhere I want. Aku ngurus diri aku sendiri dan memastikan aku cukup kuat menghadapi semuanya di kota orang. Lama-lama rasanya beneran jadi independent woman. At the same time aku takut sangking nyamannya hidup sendiri, aku merasa nggak butuh orang lain. I mean I still need others untuk sharing, untuk escaping for a while, untuk minta pendapat mereka. Tapi untuk berpikir punya pasangan dan married life dalam waktu dekat rasanya no, not yet. Aku nggak pengen terikat sama relationship dulu. I already broke up with someone that I adore so much since I was in college tbh.

Sunday, 14 January 2018

Guruku Berbulu dan Berekor (Bagian 2)

Yeay!
Hallo!

Judul postingannya kok kayak familiar. Hehehe.. Betul sekali! Itu adalah sebuah judul buku yang ditulis oleh Kak Indi dan kawan-kawan. Kak Indi merupakan penulis buku "Waktu Aku Sama Mika" (dan beberapa buku lain). Itu, lho.. yang bukunya sudah difilmkan dan kalau tidak salah sudah beberapa kali diputar di televisi. Aku tahu beliau ya dari buku itu, yang aku baca waktu masih berseragam putih abu-abu. Sudah cukup lama, ya?

Sekitar 5 tahun lalu, beliau menulis buku tentang hewan peliharaan. Akan tetapi beliau tidak menulis sendirian, kak Indi mengajak teman-teman lain untuk turut menuangkan kisah mereka tentang hewan peliharaannya. Maka kemudian terbitlah buku "Guruku Berbulu dan Berekor".

Nah, awal tahun 2017 kemarin, aku tidak sengaja menemukan pengumuman yang di-post oleh kak Indi di halaman Facebook-nya. Isinya adalah kak Indi mengajak teman-teman untuk bercerita tentang hewan peliharaannya (detailnya silahkan intip FB-nya Kak Indi haha). Nanti tulisan-tulisan tersebut akan dibukukan bersama dengan tulisan Kak Indi juga. Karena aku lagi selo (hahaha), aku iseng nulis juga tentang Bambi. Tulisannya hanya tulisan pendek dan ringan, seringan kapas barangkali. Akhirnya, tulisan tersebut aku kirim ke Kak Indi via email.

Sunday, 12 November 2017

Screenshoot

Screenshoot di samping adalah percakapan antara papa dan saya tanggal 9 November 2017. Hari itu adalah hari pengumuman hasil seleksi akhir CPNS Kemenkumham. Seperti biasa, dari pagi papa udah nanyain hasilnya, padahal –seperti biasanya juga– pengumumannya baru muncul tengah malam bahkan dini hari di hari besoknya. Ah, beliau adalah orang yang paling nggak sabaran mendengar kabar tentang pekerjaan saya.

Honestly, mata saya sempat berkaca-kaca baca chat beliau. Tiba-tiba saya pengen beliau ada di Jogja. Tiba-tiba saya bertanya-tanya kenapa beliau harus kerja di luar kota – pertanyaan yang saya sudah tau jawabannya. Ah, I need a man like him! Bukan, I need him! Saya pikir, saya beruntung sekali memiliki papa seperti beliau. Sejak dulu, se-ngeyel apapun kami, anak-anaknya, beliau nggak pernah berhenti memberi nasihat, nggak pernah bosan menanyakan dari A-Z tentang kegiatan kami.

Papa rajin menelepon, ke mama dan ke anak-anaknya, kayaknya paling sering ke saya dibandingkan ke anaknya yang lain (namanya juga anak paling tua ya ^o^). Adaaa saja bahan pembicaraannya. Terakhir, beliau mengirimi kami semua video senam pernafasan dan menyuruh kami mempraktekkan senam tersebut. Hahaha… “Udah dilihat belum? Udah dipraktekkan belum?” begitu tanyanya di suatu sesi telepon dengan saya. Papa lalu menyuruh saya memberi tahu Tyas dan Mama agar melakukan senam tersebut. Beliau lalu melanjutkan dengan penjelasan singkat mengenai senam pernafasan tersebut. “Nanti papa jelasin (lebih lengkap) deh, kalau papa ke Jogja,” begitu katanya.

Friday, 26 May 2017

Membuat SIM C: Gampang-Gampang Susah

Hai! Kali ini aku akan ceritain pengalamanku membuat SIM C alias SIM untuk pengendara sepeda motor. Sebenernya aku udah punya SIM C. Cuman... ternyata masa berlaku SIMnya sudah habis sejak setahun yang lalu. Aku udah tau sejak tahun lalu hanya saja belum 'kepengen' ngurusin yang baru. Alhasil baru bulan kemarin aku urus.

Jadi, SIM apapun yang telat diperpanjang satu hari saja harus membuat SIM baru, bukan memperpanjang. Kalo nggak salah, sebelumnya sempat diberi waktu toleransi maksimal 1 tahun untuk memperpanjang SIM yang mati, kemudian jadi 3 bulan, sekarang telat sehari saja harus membuat yang baru. Pemohon harus melewati ujian tertulis dan praktek pembuatan SIM lagi. Nah, aku bakal ceritain apa yang aku alami selama pembuatan SIM C-ku ini.

PENDAFTARAN
Karena aku sudah lulus kuliah dan sedang dalam tahap bermain sambil nyari kerjaan, aku merasa udah harus ngurus SIM, nih, mumpung masih di Jogja dan punya cukup waktu buat ngurusnya. Aku pun segera ke Polres Jogja, tempat aku 6 tahun lalu ngurus SIM. Ketika sampai di sana, seorang tukang parkir menginformasikan kalau ternyata tempat untuk mengurus SIM sudah pindah, yakni di Gedung Satpas, belakang asrama polisi di daerah Sentra Bakpia Pathuk. Parkirnya di dekat lapangan tempat ujian praktek SIM. Karena aku belum tahu syarat-syaratnya apa saja, aku coba tanya ke mbak-mbak di tempat ujian praktek. Katanya, cek kesehatan dulu di dokter depan Masjid, tidak jauh dari situ. Kemudian fotokopi KTP 2x dan bawa KTP asli, letakkan di map berwarna kuning.

Aku jalan kaki mencari dokter yang dimaksud. Sampai di tempat praktek, ternyata sudah banyak orang yang duduk mengantri. Aku ngumpulin KTP di keranjang di meja jaga. Aku nunggu namaku dipanggil untuk dapat nomor antrian dan dicek tekanan darahnya. Di sini, kita juga membayar biaya cek kesehatan sebesar Rp25.000,-. Setelah itu aku menunggu nomor antrianku dipanggil untuk diperiksa di dalam.

Sunday, 22 January 2017

Menabung Rindu, Menabung Cerita

Hai! Selamat Natal 2016 dan tahun baru 2017! Aku baru nulis lagi, nih, jadi baru ngucapin. Well, semoga tahun ini masih cukup rajin nulis-nulis, yaa.. Amin.

Pagi tadi ada acara pelepasan teman-teman calon anggota dan anggota Mapasadha untuk mengikuti orientasi ke Gunung Ungaran. Dan... seperti tahun-tahun sebelumnya, a sweet guy yang bernama Kocor ikutan pergi (waahh.. aku ditinggal lagi hiks).

Ada satu hal yang bagiku cukup menarik. Setiap masku satu ini pergi jauh untuk beberapa hari untuk mengerjakan sesuatu, ada mekanisme dalam diriku yang langsung bekerja: cepat-cepat bikin rencana aku mau ngapain selama dia pergi. Iya, jadi kayak "aku nggak mau kalah produktif dari dia". Kalo dia pergi jauh mengerjakan sesuatu, aku juga harus melakukan sesuatu yang bermanfaat selama dia pergi. Hahaha.. asik, kan? Iya. Aku baru sadar kalau aku jadi kayak gitu. Bagiku ini adalah hal positif yang menyenangkan. Aku pikir ketika dia pulang nanti, kita jadi punya cerita masing-masing untuk dibagikan, selain rindu menggebu yang menunggu untuk dituntaskan tentunya. Hehehe..

Terima kasih, ya, mas. Aku senang kalau dengan berjalan berdampingan denganmu kita jadi bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik :) Nabung rindu jadi asik kalau rindunya ke kamuh! Eyaaaa.. hahaha.. Ehm, sama ini, sih... ah, nggak jadi :p Hahaha..

Btw, your sun heals! Yeah, that sun! ;)
xoxo (already miss you)

Unyu

Wednesday, 12 October 2016

Ingatkan Aku Untuk Kembali

Berjanjilah padaku untuk tidak pergi sedetikpun.
Karena,
meskipun aku belum pernah merasakannya,
rasa-rasanya aku tahu akan betapa menyiksanya kehilanganmu.

Jika suatu hari nanti..
justru aku yang meninggalkanmu pergi,
maka ingatkanlah aku untuk kembali lagi.
Ingatkanlah aku pada setiap sudut jalan
yang menjadi saksi petualangan kita berdua.
Ingatkanlah aku pada mimpi-mimpi yang sedang kita rajut berdua.
Ingatkanlah aku pada setiap usaha
yang kita lakukan untuk bisa bertahan sejauh saat itu tiba.
Carilah aku yang mungkin sedang bersembunyi
menutup pintu rumahku rapat-rapat.
Carilah aku yang tidak mengacuhkanmu.
Temukanlah aku.
Cubit hatiku.
Tanyakan apa mauku.
Jangan pernah menyerah padaku.

"... and if things get bad in a couple of years
I hope we try to find a solution together, not with other people."


Monday, 9 May 2016

Aku Tidak Peduli


hai
aku pernah ngambek
tapi aku juga pernah jadi sasaran ngambek orang lain

alasannya sepele,
aku lebih memilih pergi untuk orang lain
daripada untuknya

alih-alih ngambek
bukankah lebih baik jika dia segera membuat janji denganku
untuk pergi menonton di malam minggu
atau sekedar menghabiskan waktu
di kafe biru lain waktu?

tapi dia lebih memilih untuk ngambek
menumpahkan kekesalannya yang katanya salahku

kalau saja dia mengajakku duluan
aku akan menolak semua undangan
untuk memenuhi ajakannya seorang
tapi sayang..
tidak pernah dia lakukan

jangan salahkan aku jika memilih pergi
aku lelah menanti
janji-janjinya terealisasi

asal dia tahu
aku juga butuh waktu
untuk berbincang dengan orang
agar aku tidak menjadi egois
karena terus memikirkan masalahku seorang

asal dia tahu
mereka yang setengah mati kesulitan
mencari waktu untuk pertemuan
namun tetap mengusahakannya
lebih pantas mendapatkan waktuku
daripada dirinya yang hanya diam menunggu

janji denganku saja dia lupakan..




Jogja, Mei 2016

Sunday, 13 December 2015

Di"percaya"

It's been a long long day... Lama nggak nulis hal-hal random di blog ini. Semakin bertambah angka semestermu, rupanya semakin sibuk pulalah kamu. Ya setidaknya itu yang aku alami. Gara-gara merasa "selo banget", akibatnya semua-semua kegiatan diambil dan dilakoni. Begitu masing-masing kegiatan menuntut perhatian lebih, terjadilah peperangan sengit antar mereka (udah kayak istri-istri yang nuntut perhatian satu orang suami) yang bikin otak hampir pecah dan dada sesak hampir berhenti bernafas. Rasanya capek sekali. Lelah. Tapi ini sudah konsekuensi seorang mahasiswa yang "sok selo". Akhirnya, salah satu dampaknya ya malas meluangkan waktu sejenak untuk nulis-nulis.

Ya sudah, itu cuma kata pengantar. Sekarang aku pengen nulis percakapan sore tadi antara aku dan dirinya (tsaaahhh..)..

Suatu sore di suatu tempat di suatu waktu...
Aku (A): Yank, aku tgl 19-20 Des ada pembekalan KKN.
Dirinya (D) : Di mana?
A : di LPPM paling.
D : Oohh..
A : Tau nggak, aku besok KKN berempat belas. Cowoknya 5. Ceweknya 9. Haa.. pasti besok aku jadi salah satu orang yang nyupiri temen-temenku lagi. Semoga cewek-ceweknya nggak ada yang menthel......
D : ....
A : Besok aku deketin yang cowok-cowok aja ah.
D : Iya bener, nggak papa.
A : Lho, kok nggak papa?
D : Ya kan biar kamu bisa diboncengin sama mereka.
A : ..... kok kamu nggak cemburu, sih? (mancing.. mancing..)
D : Ya enggaklah.
A : Kenapa?
D : Soalnya aku percaya sama kamu.
A : ..... percaya untuk? 
D : Percaya kamu nggak bakal selingkuhin aku.
A : (senyam-senyum dalam hati) ... mm.. makasih.

Hahaha.. aku suka senyam-senyum dan ketawa-ketawa sendiri ketika memanggil kembali ingatan tentang percakapan sore tadi. Tiba-tiba merasa jengkel, gemes, seneng, gelo, dan apalah itu yang tidak terdefinisikan. Mengetahui bahwa kalau aku deket-deket sama laki-laki lain sikap dia bakal biasa aja tuh... entahlah masih tidak bisa mendefinisikan. Yang jelas sikap dia yang memilih untuk percaya sama aku adalah sesuatu yang, aku tau, banyak cewek pengen dari pacarnya :) He just trust me that simple bikin aku merasa bersyukur dan di sisi lain merasa udah gagal duluan kalau pengen bikin dia baca sinyal-sinyal invisible dariku. Hahahaha.. thank you, boy, you make me feel amazed again entah untuk keberapa kalinya.

Monday, 28 September 2015

#EscapingTime


selalu ada waktu untuk tertawa.
selalu ada waktu untuk menangis.
dan semua sudah diatur sedemikian rupa sehingga kita selalu bisa menikmatinya pada saat yang tepat dan pada porsi yang semestinya.
mari bersyukur untuk hal tersebut.

Monday, 8 June 2015

Tuhan Belum Bilang "CUKUP"

"Masih sama dia, dek?"
Kubalas pertanyaan orang di hadapanku dengan senyum dan anggukkan kecil.
"It's surprised me! Kamu satu-satunya orang yang kutahu bisa tahan lama di sampingnya."
"Haha.. Ada yang lebih lama dariku kok, mas. Aku cuma nemenin dia, mas. Nemenin titipan Tuhan."
Kulihat raut muka bingung terpasang di wajah orang yang sekarang bergerak mendekat ini.
"Sepertinya Tuhan belum benar-benar bilang 'cukup'. Sebab beberapa kali Dia membuatku berpikir sudah waktunya pergi, namun toh hal itu tidak pernah terjadi. Tuhan masih menginginkanku menemaninya, itu kesimpulan yang kubuat," kataku yakin, "entah sampai kapan."

Sunday, 10 May 2015

Ada yang bilang..


Ada yang bilang hal terindah dari memiliki seseorang adalah menjaganya sebaik mungkin.

Friday, 6 February 2015

#4 Jogja-Brebes: Pantai Manganti yang Ramai pun Sunyi

Minggu, 21 Desember 2014
Hari ini adalah hari kepulangan kami kembali ke Jogja. Mengingat perjalanan yang akan kami tempuh memakan waktu berjam-jam, kami tidak mau berangkat kesiangan. Mendadak juga sih, ngabarin bapak sama orang rumah yang lain. Akhirnya bapak nggak ke gereja deh, mbak Wulan jadi buru-buru nyiapin sarapan. Tiba-tiba rumah jadi sedikit lebih gaduh dari biasanya. Hehehe.. Untuk pertama kalinya juga aku ngobrol banyak sama mbak Wulan dan tahu banyak tentang dia. Mbak Wulan sedang hamil. Dia cerita katanya di rumah suka takut kalo sendirian pas malam hari. Makanya pas kami datang, dia lebih tenang. Dia agak nggak percaya gitu kami bakal pulang hari ini. Dikiranya aku bakal ada di sana sampai Natal. Yahh.. apa boleh buat aku sudah dicari orang rumah. Jadi, pagi itu aku bantuin mbak Wulan masak dikit-dikit. Hehe.. Sementara itu, bapak sibuk ngurusin motor yang akan kami pakai pulang.

Akhirnya pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan rumah di Bumiayu. Kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh. Pukul 12.30 WIB, kami tiba di Gombong tapi tidak mampir ke rumah Ken. Kami memutuskan untuk menyambangi pantai Manganti yang katanya sedang naik daun. Berbekal ke-nekat-an kami dan petunjuk-petunjuk singkat dari Ken, kami menyusuri jalan menuju pantai di balik bukit ini. Jadi dari Gombong, carilah pertigaan Suwuk lalu naik ke arah atas ngikutin jalan. Nanti ketemu pertigaan lagi, kalo ke kiri ke arah pantai Karang Bolong, nah, ambillah jalan ke kanan. Perjalanan masih jauh, kawan! Jalannya naik-turun. Pastikan kendaraan kalian mampu mengalahkan jalan menanjak yang tidak manusiawi. Aku sempat turun dari motor gara-gara motornya nggak kuat -_- Setelah itu, kalian akan melihat penunjuk arah ke Pantai Manganti. Nah, tidak jauh dari petunjuk arah tersebut, kalian akan menemukan semacam gerbang masuk. Biaya retribusi pantai Manganti sebesar Rp 4.000,- per orang, tidak dipungut biaya parkir. Asik, kan?

Batu karangnya bisa dikunjungi dengan berjalan kaki jika air sedang surut
(dok. pribadi)
Setelah itu, tidak ada yang berbeda dengan jalannya. Tetap naik-turun. Bedanya,

Tuesday, 9 December 2014

Tentang Pesan Singkat

Aku menerima smsmu beberapa kali hari ini. Pertanyaan-pertanyaan basa-basi yang kadang kujawab dengan singkat dan cukup panjang di kesempatan lain disertai pertanyaan balasan. Aku juga ingin tahu kabarmu. Aku selalu menunggu balasan yang datang segera darimu, namun kenyataannya tidak pernah datang sesegera yang kuharapkan. Kau cuek seperti pada waktu-waktu tertentu dan hal ini terasa menyebalkan. Tapi setelah aku memikirkannya kembali, justru seharusnya aku berterima kasih padamu. Di tengah kesibukkanmu dengan tugas-tugas yang menumpuk di masa-masa UAS ini dan tentunya kesibukkanmu belajar untuk mempersiapkan ujian hari esok, kamu masih sempat menanyai kabarku hari ini, kan? :) Aku tahu saat ini kondisi kamu berada di antara baik dan kurang baik, namun di saat yang bersamaan pula aku yakin kamu bisa menangani semuanya dengan caramu sendiri. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan jika sudah merasa lelah dan kapan harus mulai bekerja kembali. That's one of the best things of you. Malam ini, sebelum kamu pamit untuk beristirahat pun kamu masih melakukan percakapan sebentar denganku. Percakapan yang hari ini sangat aku rindukan dan kunanti-nanti. Jadi, terima kasih, yaa.. Aku barharap besok pagi masih memilikimu. Begitu juga dengan pagi-pagi setelahnya.

with a bunch of love,
xx

Wednesday, 19 November 2014

Takkan Pernah Menyesal - Sheila On 7

Aku tahu…
Kisah ini terasa berat di pundakmu
Aku tahu…
Kar’na juga begitu berat di bahuku (2x)
Coba sayang…
Berhentilah meratapi keadaanku
Jangan pernah
Menyerah pada keadaan busuk ini

Reff:
Apapun yang akan terjadi
Tak’kan pernah aku sesali
Bila menjalani semua denganmu
Bila memahami semua denganmu
ku… Tak’kan pernah menyesal

Monday, 10 November 2014

Tanyaku

untuk apa masih dipertahankan?
cepat jawab. aku sudah kehabisan jawaban.

Sunday, 12 October 2014

Kangen

"Memangnya kamu nggak kangen aku?"
" :-) " (hah bercanda nih anak. ya kangenlah!)

Sunday, 14 September 2014

Catatan Perjalanan: Gunung Merapi

Akhirnya, Merapi yang selama ini cuma bisa kukagumi keindahannya dari atas Jembatan Janti, Merapi yang selalu muncul berdampingan dengan Merbabu bisa kusambangi langsung. Bersama Lacuk, Bidur, Berok, Sikur, dan Gacer, aku melakukan pendakian penutupan bulan Agustus di Puncak Merapi. Sebenarnya kebetulan saja dapat tanggal di akhir bulan. Motif dibalik pendakian ini adalah karena rasa penasaran Lacuk, Bidur, dan aku yang sudah tidak tertahankan lagi.

Sabtu, 30 Agustus 2014
12.00 WIB: Belanja dan packing
Lacuk sudah mengirimkan pesan singkat malam sebelumnya bahwa siang ini jadwalnya belanja. Karena aku nggak bisa ikutan, yang berangkat cuma dia, Sikur, Bidur, dan Berok. Karena pendakian kali ini modelnya tik-tok (naik langsung turun), kami tidak membawa makanan yang banyak. Hanya beberapa makanan instan dan roti-rotian serta bahan minum. Kami membawa trangianya mas Momok untuk dipakai memasak. Barang-barang tersebut kemudian didrop di kos Sikur.

17.30 WIB: Di Kos Sikur, packing
Aku baru bisa datang jam 5 sore. Karena belum tau di mana letak kos Sikur, aku disuruh menunggu di ujung gang, utara apartemen merah. Kebetulan Lacuk dan Sikur sedang pergi ke alfamart. Akhirnya mereka berdua datang. Bidur sudah ada di dalam. Kami langsung berkemas-kemas. Barang bawaan kami kemas dalam dua carrier dan satu daypack. Kami membawa dome juga untuk dua orang. Ya, buat meletakkan barang-barang ketika akan muncak sudah cukup. Setelah siap semua, kami pergi ke pondok untuk mengambil trangia Mas Momok. Di sana hanya ada mas Kocor dan Ranja. Setelah barang masuk carrier, kami menulis di papan tulis dan berpamitan. Dagh, sayangg :')

18.50 WIB: Berangkat menuju rumah Gacer
Kami berangkat menggunakan dua motor, Sikur-aku, Bidur-Lacuk. Tujuan kami sekarang adalah rumah Gacer. Tapi sebelum ke sana kami janjian ketemuan dengan Berok di pom bensin Mlati. Berok nggak bisa ikut kumpul di kos karena tadi sore harus mengantar ibunya. Sekarang ada tiga motor. Aku kangen jalan Jogja-Magelang waktu malam hari. Semua kenangan perjalanan dengan tujuan yang sama, yakni pendakian gunung, muncul begitu saja. Apalagi kali pertama sama Kocor, perjalanan ke Merbabu. Malam hari, dingin, carrier di belakangku terasa berat. Aku pegangan lututku kuat biar kelihatan semua baik-baik saja sampai Kocor nanyain, 'berat, ya?' dengan sedikit tertawa. Yah, ketahuan. Lalu aku duduk agak maju lagi. Hahaha..

20.13 WIB: Sampai rumah Gacer
Rumah Gacer ada di kaki gunung Merapi. Udara dingin mulai terasa di sini. Rumah Gacer sangat sederhana. Letaknya di belakang rumah baru, yang tepat menghadap jalan, yang kini sedang dalam proses pembangunan. Kami disambut ibu, bapak, dan adiknya Gacer. Mereka sangat ramah. Kata bapaknya Gacer, temen-temen Gacer sudah sering datang dan menginap ketika mau mendaki Merapi. Kami istirahat sebentar dan ditawari makan malam oleh ibunya Gacer. Makan malam yang sederhana juga. Kesan pertamaku berasa Live In. Menurut penuturan Gacer, kalau mau masak pun masih pakai kayu.

21.55 WIB: berangkat menuju Selo
Terlalu asik beristirahat. Rasanya pengen menginap saja di rumah Gacer. Haha.. Kami harus segera berangkat. Setelah menitipkan motor dan berpamitan, kami berangkat dengan formasi Sikur-aku, Gacer-Lacuk, Berok-Bidur. Jalanan sudah sepi. Udara semakin dingin.

22.58 WIB: sampai di basecamp Barameru.
Finally! Sampai di basecamp. Ada banyak sekali orang yang sepertinya akan mendaki juga. Kata Gacer ini lebih ramai dari biasanya. Wah, bakal antri di jalan, nih. Kami langsung mengurus retribusi dan menulis di buku. Siap berangkat. Kita masih akan menuju New Selo. Jalanannya beraspal. Perjalanan ke New Selo memakan waktu sekitar 15-20 menit. Sampai di sana, kami disambut dengan tulisan NEW SELO yang sangat besar. Katanya, tempat ini terletak di antara Gunung Merapi dan Merbabu. Jadi, dari sini kita bisa melihat pemandangan kedua gunung yang sangat indah. Di sini disediakan toilet, menara pandang, juga kios tempat para pendaki makan dan minum.

Fotonya diambil waktu pulang
Fotonya diambil waktu pulang
23.50 WIB: mulai mendaki
Kami memulai perjalanan kami. Jalanan pertama masih di semen. Masih bisa dilewati motor warga juga yang ingin pergi ke ladangnya. Yap, di kanan-kiri kami adalah ladang warga yang ditanami tembakau, tanaman palawija, sayuran, dan lainnya. Setelah itu kami melewati jalan tanah. Langit malam itu sangat cerah. Bintangnya ada banyak sekali. Dalam beberapa kesempatan, kami bisa menyaksikan pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang gemerlap. FIX, malam ini sempurna minus 1, kehadiran kamu. Rasanya pengen pulang ke Jogja ngajak kamu biar malam ini benar-benar sempurna :)

Thursday, 21 August 2014

Belajar Melepaskan

Melihat punggungmu menghilang dari kejauhan
Tawamu masih terdengar jelas, lepas
Bercakap dengan seseorang di sebelahmu
Merangkulnya
Aku kira kamu akan berhenti sebentar
"Seperti ada yang kurang"
Lalu menoleh ke belakang dan kembali
Menjemputku
Tapi tidak
Bodoh pula aku hanya mematung
Memandangimu berlalu
Dengan senyum
SENYUM
Sementara hatiku ingin teriak
"Yaaannkk!! Kamu lupa aku!"

Apa aku sudah gila?



Mimpi semalam
Jogja, 21/07/14

Friday, 6 June 2014

Jangan Cintai Aku Apa Adanya - Tulus

TULUS

Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah

Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Kau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Reff:
Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan
ke depan

Aku ingin lama jadi petamu
Aku ingin jadi jagoanmu
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...