Tuesday 17 February 2015

Jangan khawatir, sayang..

Kamu duduk di sebelahku. Malam yang dingin, bukan? Namun, meskipun dinginnya menusuk tulang, dada ini masih sesak saja. Panas. Mataku ikutan terasa panas. Sial.
Kamu tiba-tiba melihat ke arahku. Tanganmu memegang wajahku dan perlahan memalingkannya ke arahmu. Sekarang kamu bisa melihatku dengan lebih jelas. Aku tidak berani menatap matamu. Sedetik kemudian kamu menarik kepalaku dan menyandarkannya di dadamu. Kedua lenganmu memelukku erat. Aku bisa mendengar detak jantungmu. Kemudian kurasakan dadamu sedikit bergetar.
"Jangan khawatir, sayang. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu seorang diri lagi. Maafkan aku karena aku selalu berpikir semuanya baik-baik saja. Karena aku selalu berpikir kamu hanya sedang butuh waktu untuk dirimu sendiri. Maafkan aku karena tidak pernah berani menanyakan keadaanmu, bagaimana hari-harimu setelah seharian kita jarang bercakap dan karena kubiarkan hal ini terjadi berulang kali. Maafkan aku karena jarang menyediakan waktu untuk kita berdua. Ketahuilah bahwa kamu akan selalu dapat mengandalkanku."
Dekapanmu terasa semakin erat. Kini mataku basah.

Thursday 12 February 2015

Untitled

Apakah Pooh sekarang membenci madu? Peter Pan sudah tidak bisa terbang lagi? dan Ariel tidak bisa bernyanyi lagi?

Friday 6 February 2015

#4 Jogja-Brebes: Pantai Manganti yang Ramai pun Sunyi

Minggu, 21 Desember 2014
Hari ini adalah hari kepulangan kami kembali ke Jogja. Mengingat perjalanan yang akan kami tempuh memakan waktu berjam-jam, kami tidak mau berangkat kesiangan. Mendadak juga sih, ngabarin bapak sama orang rumah yang lain. Akhirnya bapak nggak ke gereja deh, mbak Wulan jadi buru-buru nyiapin sarapan. Tiba-tiba rumah jadi sedikit lebih gaduh dari biasanya. Hehehe.. Untuk pertama kalinya juga aku ngobrol banyak sama mbak Wulan dan tahu banyak tentang dia. Mbak Wulan sedang hamil. Dia cerita katanya di rumah suka takut kalo sendirian pas malam hari. Makanya pas kami datang, dia lebih tenang. Dia agak nggak percaya gitu kami bakal pulang hari ini. Dikiranya aku bakal ada di sana sampai Natal. Yahh.. apa boleh buat aku sudah dicari orang rumah. Jadi, pagi itu aku bantuin mbak Wulan masak dikit-dikit. Hehe.. Sementara itu, bapak sibuk ngurusin motor yang akan kami pakai pulang.

Akhirnya pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan rumah di Bumiayu. Kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh. Pukul 12.30 WIB, kami tiba di Gombong tapi tidak mampir ke rumah Ken. Kami memutuskan untuk menyambangi pantai Manganti yang katanya sedang naik daun. Berbekal ke-nekat-an kami dan petunjuk-petunjuk singkat dari Ken, kami menyusuri jalan menuju pantai di balik bukit ini. Jadi dari Gombong, carilah pertigaan Suwuk lalu naik ke arah atas ngikutin jalan. Nanti ketemu pertigaan lagi, kalo ke kiri ke arah pantai Karang Bolong, nah, ambillah jalan ke kanan. Perjalanan masih jauh, kawan! Jalannya naik-turun. Pastikan kendaraan kalian mampu mengalahkan jalan menanjak yang tidak manusiawi. Aku sempat turun dari motor gara-gara motornya nggak kuat -_- Setelah itu, kalian akan melihat penunjuk arah ke Pantai Manganti. Nah, tidak jauh dari petunjuk arah tersebut, kalian akan menemukan semacam gerbang masuk. Biaya retribusi pantai Manganti sebesar Rp 4.000,- per orang, tidak dipungut biaya parkir. Asik, kan?

Batu karangnya bisa dikunjungi dengan berjalan kaki jika air sedang surut
(dok. pribadi)
Setelah itu, tidak ada yang berbeda dengan jalannya. Tetap naik-turun. Bedanya,

#3 Jogja-Brebes: Kaligua, Kebun Teh dengan Bonus Goa Jepang dan Tuk Bening

(dok. pribadi)
Sabtu, 20 Desember 2014
Hujan mengguyur sejak pagi. Tapi kami nggak mau hari ini berdiam diri di rumah lagi. Akhirnya, saat matahari tengah hari menyembul sedikit di balik awan mendung, kami memutuskan bergegas ke... KALIGUA. Jalan menuju Kaligua penuh dengan pohon pinus yang tinggi menjulang. Sebelum sampai di tempat yang dimaksud, pengunjung akan melewati Tlogo Ranjeng. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan mereka di seberang Tlogo Ranjeng. Hal yang paling dikenal mengenai Tlogo Ranjeng adalah keberadaan ikan lele raksasanya. Menurut cerita bapak yang menjual roti untuk pakan ikan di situ, lele-lele ini tidak selalu ada. Waktu kami datang pun, kami tidak melihat keberadaan lele yang dimaksud. Hanya terdapat puluhan ikan emas dan nila raksasa. Menurut cerita bapak penjual roti, keberadaan ikan-ikan ini berhubungan dengan hal gaib. Tidak ada yang tahu siapa yang menaruh bibit ikan-ikan tersebut di sana. Aku memutuskan untuk percaya pada penuturan bapak itu. Kocor dan aku kemudian memberi ikan-ikan tersebut makan. Kami membeli roti seharga dua ribu rupiah. Kalian harus merasakan sendiri sensasinya memberi makan ikan-ikan jumbo ini. Mengasyikkan! :) Jangan lupa memasukkan uang ke kotak sebagai ucapan terima kasih. Setelah puas memberi makan, kami pun melanjutkan perjalanan.

Tempat parkir kendaraan (dok. pribadi)
Tlogo Ranjeng (dok. pribadi)
Rebutan roti (dok. pribadi)
Obyek Wisata Kaligua merupakan sebuah perkebunan teh sekaligus obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Retribusi obyek wisata

#2 Jogja-Brebes: Curug Cipendok yang Menyegarkan

Kamis, 18 Desember 2014
Pintu Masuk Curug Cipendok (dok. pribadi)
Bangun pagi pikiran sudah dipenuhi rencana perjalanan ke tempat-tempat mengasyikkan, tempat-tempat yang biasa Kocor kunjungi. Sekitar jam setengah 12 siang kami baru bergerak. Tujuan kami hari ini adalah Wana Wisata Cipendok. Sebuah kawasan wisata yang dikelola oleh perum perhutani setempat. Perjalanan ke tempat ini menghabiskan waktu sekitar 20 menit-an mengendarai sepeda motor. Pengunjung akan disambut dengan pepohonan di sisi kanan dan kiri jalan serta udara yang begitu sejuk sampai akhirnya tiba di gerbang masuk. Untuk memasuki kawasan wana wisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,- per orang dan Rp 1.000,- untuk kendaraan bemotor roda dua. Aku nggak tahu kalau mobil kena berapa. Setelah melewati gerbang masuk, pengunjung akan disuguhi dengan hijaunya pepohonan di sepanjang pinggir jalan. Ada beberapa tempat lapang juga yang aku yakin bisa digunakan untuk piknik. Di beberapa tempat juga terlihat aliran sungai kecil disertai dengan gemericik air yang mengalir. Benar-benar tenang dan menyegarkan. Sekitar 5-10 menit dari gerbang masuk tadi, ada tempat parkir kendaraan. Biaya parkirnya Rp 2000,-. Ngomong soal biaya, siapin uang kecil juga kalau-kalau bertemu dengan pengamen di jalan menuju curug nanti.

Curug Cipendok (dok. pribadi)
Curug Cipendok (dok. pribadi)

#1 Jogja-Brebes: Gombong yang Menyenangkan

Haii.. Lama nggak nulis. Kali ini aku pengen cerita tentang perjalananku (dan Kocor) ke Gombong dan Brebes tanggal 17-21 Desember 2014. Hehehe.. baru niat nulis sekarang. Oke, jadi perjalanan ini bermula dari keinginan berkunjung ke rumah Ken, teman sekelasku, di Gombong. Rencana awalnya akan ada beberapa teman juga yang ikutan pergi, tapi ada satu dua hal yang mengakibatkan mereka membatalkan rencana liburan setelah UAS ini. Akhirnya, peserta yang tersisa hanya aku. Mengenai Kocor, aku sudah mengajaknya juga jauh-jauh hari sebelum UAS dan dia setuju akan ikut. Jadilah kami bertiga berangkat mengendarai motor. Ken berangkat lebih dulu karena aku dan Kocor harus mengurus beberapa hal dulu.

17 Desember 2014
Dan akhirnya pukul 11.11 WIB kami berangkat menuju Gombong dari Realino. Cuaca cerah meskipun paginya sempat hujan. Kami memilih jalan melewati barisan pantai. Entah ada berapa pantai yang kami lewati, aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi sekarang. Karena tidak lewat kota, motor kami dapat melaju lebih cepat di atas jalan yang kadang kurang bersahabat. Kalau lewat sini, sebaiknya pasang mata baik-baik agar tidak terjebak lubang-lubang berukuran kecil hingga sedang. Kasihan motornya. Seingatku, kami tidak pernah beristirahat barang sebentar di jalan. Satu-satunya tempat yang kami singgahi adalah Alfamart di depan gang rumahnya Ken. Itu pun gara-gara nunggu balasan sms dari Ken tentang arah jalan ke rumahnya. Akhirnya pukul 14.25 WIB, kami tiba di rumah Ken dalam keadaan pantat pegel-pegel.. Yang penting selamat.

Kereta lewat (dok. pribadi)
Nah ini bagian yang aku suka, menikmati pemandangan di depan rumah Ken. Rumah Ken berseberangan dengan sawah seluas nggak tau berapa. Dan menariknya dilewati oleh jalur kereta api. Jadi, beberapa menit sekali pasti ada kereta lewat. So nice-lah pokoknya. Nggak berapa lama, mamanya Ken keluar menyambut kami. Entah kenapa rasanya aku udah akrab banget sama mamanya Ken. Padahal sebelumnya kami baru bertemu sekali di kosnya Ken. Anyway, aku suka sambutan ini karena mengantarkan kami ke hidangan makan siang menjelang sore. Yay! Kami makan dan disuguhi jus mangga. Hahaha.. Aku berharap bisa menginap dan menyantap jus mangga lebih banyak. Tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Brebes sore itu juga.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Ken, kami diajak ke waduk Sempor.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...