Showing posts with label Catatan Perjalanan. Show all posts
Showing posts with label Catatan Perjalanan. Show all posts

Friday, 6 February 2015

#4 Jogja-Brebes: Pantai Manganti yang Ramai pun Sunyi

Minggu, 21 Desember 2014
Hari ini adalah hari kepulangan kami kembali ke Jogja. Mengingat perjalanan yang akan kami tempuh memakan waktu berjam-jam, kami tidak mau berangkat kesiangan. Mendadak juga sih, ngabarin bapak sama orang rumah yang lain. Akhirnya bapak nggak ke gereja deh, mbak Wulan jadi buru-buru nyiapin sarapan. Tiba-tiba rumah jadi sedikit lebih gaduh dari biasanya. Hehehe.. Untuk pertama kalinya juga aku ngobrol banyak sama mbak Wulan dan tahu banyak tentang dia. Mbak Wulan sedang hamil. Dia cerita katanya di rumah suka takut kalo sendirian pas malam hari. Makanya pas kami datang, dia lebih tenang. Dia agak nggak percaya gitu kami bakal pulang hari ini. Dikiranya aku bakal ada di sana sampai Natal. Yahh.. apa boleh buat aku sudah dicari orang rumah. Jadi, pagi itu aku bantuin mbak Wulan masak dikit-dikit. Hehe.. Sementara itu, bapak sibuk ngurusin motor yang akan kami pakai pulang.

Akhirnya pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan rumah di Bumiayu. Kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh. Pukul 12.30 WIB, kami tiba di Gombong tapi tidak mampir ke rumah Ken. Kami memutuskan untuk menyambangi pantai Manganti yang katanya sedang naik daun. Berbekal ke-nekat-an kami dan petunjuk-petunjuk singkat dari Ken, kami menyusuri jalan menuju pantai di balik bukit ini. Jadi dari Gombong, carilah pertigaan Suwuk lalu naik ke arah atas ngikutin jalan. Nanti ketemu pertigaan lagi, kalo ke kiri ke arah pantai Karang Bolong, nah, ambillah jalan ke kanan. Perjalanan masih jauh, kawan! Jalannya naik-turun. Pastikan kendaraan kalian mampu mengalahkan jalan menanjak yang tidak manusiawi. Aku sempat turun dari motor gara-gara motornya nggak kuat -_- Setelah itu, kalian akan melihat penunjuk arah ke Pantai Manganti. Nah, tidak jauh dari petunjuk arah tersebut, kalian akan menemukan semacam gerbang masuk. Biaya retribusi pantai Manganti sebesar Rp 4.000,- per orang, tidak dipungut biaya parkir. Asik, kan?

Batu karangnya bisa dikunjungi dengan berjalan kaki jika air sedang surut
(dok. pribadi)
Setelah itu, tidak ada yang berbeda dengan jalannya. Tetap naik-turun. Bedanya,

#3 Jogja-Brebes: Kaligua, Kebun Teh dengan Bonus Goa Jepang dan Tuk Bening

(dok. pribadi)
Sabtu, 20 Desember 2014
Hujan mengguyur sejak pagi. Tapi kami nggak mau hari ini berdiam diri di rumah lagi. Akhirnya, saat matahari tengah hari menyembul sedikit di balik awan mendung, kami memutuskan bergegas ke... KALIGUA. Jalan menuju Kaligua penuh dengan pohon pinus yang tinggi menjulang. Sebelum sampai di tempat yang dimaksud, pengunjung akan melewati Tlogo Ranjeng. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan mereka di seberang Tlogo Ranjeng. Hal yang paling dikenal mengenai Tlogo Ranjeng adalah keberadaan ikan lele raksasanya. Menurut cerita bapak yang menjual roti untuk pakan ikan di situ, lele-lele ini tidak selalu ada. Waktu kami datang pun, kami tidak melihat keberadaan lele yang dimaksud. Hanya terdapat puluhan ikan emas dan nila raksasa. Menurut cerita bapak penjual roti, keberadaan ikan-ikan ini berhubungan dengan hal gaib. Tidak ada yang tahu siapa yang menaruh bibit ikan-ikan tersebut di sana. Aku memutuskan untuk percaya pada penuturan bapak itu. Kocor dan aku kemudian memberi ikan-ikan tersebut makan. Kami membeli roti seharga dua ribu rupiah. Kalian harus merasakan sendiri sensasinya memberi makan ikan-ikan jumbo ini. Mengasyikkan! :) Jangan lupa memasukkan uang ke kotak sebagai ucapan terima kasih. Setelah puas memberi makan, kami pun melanjutkan perjalanan.

Tempat parkir kendaraan (dok. pribadi)
Tlogo Ranjeng (dok. pribadi)
Rebutan roti (dok. pribadi)
Obyek Wisata Kaligua merupakan sebuah perkebunan teh sekaligus obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Retribusi obyek wisata

#2 Jogja-Brebes: Curug Cipendok yang Menyegarkan

Kamis, 18 Desember 2014
Pintu Masuk Curug Cipendok (dok. pribadi)
Bangun pagi pikiran sudah dipenuhi rencana perjalanan ke tempat-tempat mengasyikkan, tempat-tempat yang biasa Kocor kunjungi. Sekitar jam setengah 12 siang kami baru bergerak. Tujuan kami hari ini adalah Wana Wisata Cipendok. Sebuah kawasan wisata yang dikelola oleh perum perhutani setempat. Perjalanan ke tempat ini menghabiskan waktu sekitar 20 menit-an mengendarai sepeda motor. Pengunjung akan disambut dengan pepohonan di sisi kanan dan kiri jalan serta udara yang begitu sejuk sampai akhirnya tiba di gerbang masuk. Untuk memasuki kawasan wana wisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,- per orang dan Rp 1.000,- untuk kendaraan bemotor roda dua. Aku nggak tahu kalau mobil kena berapa. Setelah melewati gerbang masuk, pengunjung akan disuguhi dengan hijaunya pepohonan di sepanjang pinggir jalan. Ada beberapa tempat lapang juga yang aku yakin bisa digunakan untuk piknik. Di beberapa tempat juga terlihat aliran sungai kecil disertai dengan gemericik air yang mengalir. Benar-benar tenang dan menyegarkan. Sekitar 5-10 menit dari gerbang masuk tadi, ada tempat parkir kendaraan. Biaya parkirnya Rp 2000,-. Ngomong soal biaya, siapin uang kecil juga kalau-kalau bertemu dengan pengamen di jalan menuju curug nanti.

Curug Cipendok (dok. pribadi)
Curug Cipendok (dok. pribadi)

#1 Jogja-Brebes: Gombong yang Menyenangkan

Haii.. Lama nggak nulis. Kali ini aku pengen cerita tentang perjalananku (dan Kocor) ke Gombong dan Brebes tanggal 17-21 Desember 2014. Hehehe.. baru niat nulis sekarang. Oke, jadi perjalanan ini bermula dari keinginan berkunjung ke rumah Ken, teman sekelasku, di Gombong. Rencana awalnya akan ada beberapa teman juga yang ikutan pergi, tapi ada satu dua hal yang mengakibatkan mereka membatalkan rencana liburan setelah UAS ini. Akhirnya, peserta yang tersisa hanya aku. Mengenai Kocor, aku sudah mengajaknya juga jauh-jauh hari sebelum UAS dan dia setuju akan ikut. Jadilah kami bertiga berangkat mengendarai motor. Ken berangkat lebih dulu karena aku dan Kocor harus mengurus beberapa hal dulu.

17 Desember 2014
Dan akhirnya pukul 11.11 WIB kami berangkat menuju Gombong dari Realino. Cuaca cerah meskipun paginya sempat hujan. Kami memilih jalan melewati barisan pantai. Entah ada berapa pantai yang kami lewati, aku sudah tidak bisa mengingatnya lagi sekarang. Karena tidak lewat kota, motor kami dapat melaju lebih cepat di atas jalan yang kadang kurang bersahabat. Kalau lewat sini, sebaiknya pasang mata baik-baik agar tidak terjebak lubang-lubang berukuran kecil hingga sedang. Kasihan motornya. Seingatku, kami tidak pernah beristirahat barang sebentar di jalan. Satu-satunya tempat yang kami singgahi adalah Alfamart di depan gang rumahnya Ken. Itu pun gara-gara nunggu balasan sms dari Ken tentang arah jalan ke rumahnya. Akhirnya pukul 14.25 WIB, kami tiba di rumah Ken dalam keadaan pantat pegel-pegel.. Yang penting selamat.

Kereta lewat (dok. pribadi)
Nah ini bagian yang aku suka, menikmati pemandangan di depan rumah Ken. Rumah Ken berseberangan dengan sawah seluas nggak tau berapa. Dan menariknya dilewati oleh jalur kereta api. Jadi, beberapa menit sekali pasti ada kereta lewat. So nice-lah pokoknya. Nggak berapa lama, mamanya Ken keluar menyambut kami. Entah kenapa rasanya aku udah akrab banget sama mamanya Ken. Padahal sebelumnya kami baru bertemu sekali di kosnya Ken. Anyway, aku suka sambutan ini karena mengantarkan kami ke hidangan makan siang menjelang sore. Yay! Kami makan dan disuguhi jus mangga. Hahaha.. Aku berharap bisa menginap dan menyantap jus mangga lebih banyak. Tapi kami harus melanjutkan perjalanan ke Brebes sore itu juga.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah Ken, kami diajak ke waduk Sempor.

Sunday, 14 September 2014

Catatan Perjalanan: Gunung Merapi

Akhirnya, Merapi yang selama ini cuma bisa kukagumi keindahannya dari atas Jembatan Janti, Merapi yang selalu muncul berdampingan dengan Merbabu bisa kusambangi langsung. Bersama Lacuk, Bidur, Berok, Sikur, dan Gacer, aku melakukan pendakian penutupan bulan Agustus di Puncak Merapi. Sebenarnya kebetulan saja dapat tanggal di akhir bulan. Motif dibalik pendakian ini adalah karena rasa penasaran Lacuk, Bidur, dan aku yang sudah tidak tertahankan lagi.

Sabtu, 30 Agustus 2014
12.00 WIB: Belanja dan packing
Lacuk sudah mengirimkan pesan singkat malam sebelumnya bahwa siang ini jadwalnya belanja. Karena aku nggak bisa ikutan, yang berangkat cuma dia, Sikur, Bidur, dan Berok. Karena pendakian kali ini modelnya tik-tok (naik langsung turun), kami tidak membawa makanan yang banyak. Hanya beberapa makanan instan dan roti-rotian serta bahan minum. Kami membawa trangianya mas Momok untuk dipakai memasak. Barang-barang tersebut kemudian didrop di kos Sikur.

17.30 WIB: Di Kos Sikur, packing
Aku baru bisa datang jam 5 sore. Karena belum tau di mana letak kos Sikur, aku disuruh menunggu di ujung gang, utara apartemen merah. Kebetulan Lacuk dan Sikur sedang pergi ke alfamart. Akhirnya mereka berdua datang. Bidur sudah ada di dalam. Kami langsung berkemas-kemas. Barang bawaan kami kemas dalam dua carrier dan satu daypack. Kami membawa dome juga untuk dua orang. Ya, buat meletakkan barang-barang ketika akan muncak sudah cukup. Setelah siap semua, kami pergi ke pondok untuk mengambil trangia Mas Momok. Di sana hanya ada mas Kocor dan Ranja. Setelah barang masuk carrier, kami menulis di papan tulis dan berpamitan. Dagh, sayangg :')

18.50 WIB: Berangkat menuju rumah Gacer
Kami berangkat menggunakan dua motor, Sikur-aku, Bidur-Lacuk. Tujuan kami sekarang adalah rumah Gacer. Tapi sebelum ke sana kami janjian ketemuan dengan Berok di pom bensin Mlati. Berok nggak bisa ikut kumpul di kos karena tadi sore harus mengantar ibunya. Sekarang ada tiga motor. Aku kangen jalan Jogja-Magelang waktu malam hari. Semua kenangan perjalanan dengan tujuan yang sama, yakni pendakian gunung, muncul begitu saja. Apalagi kali pertama sama Kocor, perjalanan ke Merbabu. Malam hari, dingin, carrier di belakangku terasa berat. Aku pegangan lututku kuat biar kelihatan semua baik-baik saja sampai Kocor nanyain, 'berat, ya?' dengan sedikit tertawa. Yah, ketahuan. Lalu aku duduk agak maju lagi. Hahaha..

20.13 WIB: Sampai rumah Gacer
Rumah Gacer ada di kaki gunung Merapi. Udara dingin mulai terasa di sini. Rumah Gacer sangat sederhana. Letaknya di belakang rumah baru, yang tepat menghadap jalan, yang kini sedang dalam proses pembangunan. Kami disambut ibu, bapak, dan adiknya Gacer. Mereka sangat ramah. Kata bapaknya Gacer, temen-temen Gacer sudah sering datang dan menginap ketika mau mendaki Merapi. Kami istirahat sebentar dan ditawari makan malam oleh ibunya Gacer. Makan malam yang sederhana juga. Kesan pertamaku berasa Live In. Menurut penuturan Gacer, kalau mau masak pun masih pakai kayu.

21.55 WIB: berangkat menuju Selo
Terlalu asik beristirahat. Rasanya pengen menginap saja di rumah Gacer. Haha.. Kami harus segera berangkat. Setelah menitipkan motor dan berpamitan, kami berangkat dengan formasi Sikur-aku, Gacer-Lacuk, Berok-Bidur. Jalanan sudah sepi. Udara semakin dingin.

22.58 WIB: sampai di basecamp Barameru.
Finally! Sampai di basecamp. Ada banyak sekali orang yang sepertinya akan mendaki juga. Kata Gacer ini lebih ramai dari biasanya. Wah, bakal antri di jalan, nih. Kami langsung mengurus retribusi dan menulis di buku. Siap berangkat. Kita masih akan menuju New Selo. Jalanannya beraspal. Perjalanan ke New Selo memakan waktu sekitar 15-20 menit. Sampai di sana, kami disambut dengan tulisan NEW SELO yang sangat besar. Katanya, tempat ini terletak di antara Gunung Merapi dan Merbabu. Jadi, dari sini kita bisa melihat pemandangan kedua gunung yang sangat indah. Di sini disediakan toilet, menara pandang, juga kios tempat para pendaki makan dan minum.

Fotonya diambil waktu pulang
Fotonya diambil waktu pulang
23.50 WIB: mulai mendaki
Kami memulai perjalanan kami. Jalanan pertama masih di semen. Masih bisa dilewati motor warga juga yang ingin pergi ke ladangnya. Yap, di kanan-kiri kami adalah ladang warga yang ditanami tembakau, tanaman palawija, sayuran, dan lainnya. Setelah itu kami melewati jalan tanah. Langit malam itu sangat cerah. Bintangnya ada banyak sekali. Dalam beberapa kesempatan, kami bisa menyaksikan pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang gemerlap. FIX, malam ini sempurna minus 1, kehadiran kamu. Rasanya pengen pulang ke Jogja ngajak kamu biar malam ini benar-benar sempurna :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...