Thursday 21 February 2013

Heineken

Heineken. Satu kata yang bisa berarti macam-macam. Nyonya Belanda, Tuan Paris, dan rekan-rekannya bisa saja berkata mereka tidak asing dengan kata itu. "Tiada hari tanpa Heineken", kata mereka. Seolah-olah si Heineken pasangan jiwa mereka. Heineken si Raja Beer. Heineken yang jadi tempat pelarian kala penat datang, pikiran suntuk, kepala semaput. Heineken adalah primadona malam. Lain lagi Heineken di Zimbabwe. Heineken di Zimbabwe cantik! Kulitnya putih bersih. Body-nya itu, lho! Mengundang orang untuk memeluknya atau paling tidak mengelus bulunya yang lembut. Ya, Heineken si anjing petani yang beberapa waktu lalu memenangi kontes kecantikan anjing, Miss Dog. Entah bagaimana rasanya jadi Heineken. Baru-baru ini ada laporan bulu-bulu cantik Heineken rontok. Dokter yang memeriksanya memvonis dua atau tiga bulan lagi Heineken akan botak alias tidak ada bulu lagi yang menghiasi tubuhnya. Heineken korban keseringan dibelai. Titi Kamal aja kalah. Heheheh... Heineken di Texas lain lagi. Heineken begitu dihormati di sini. Patung lilinnya dibuat lebih besar dari ukuran aslinya dan dipajang persis di depan pintu masuk museum lilin tersebut. Ada masyarakat yang mengusulkan untuk melapisi patungnya dengan emas. Tapi pemerintah tidak setuju. Takut dibilang 'berfoya-foya', menghabiskan uang negara. Heineken si pejuang para tukang bakso. Heineken mati tertembak karena membela hak para tukang bakso yang kala itu tidak diizinkan berdagang karena isu formalin yang merebak. Heineken mungkin nama ibumu yang kau cintai. Heineken mungkin nama sahabat penamu di Kongo yang lama tak membalas suratmu. Heineken bisa jadi nama tikus yang suka mondar-mandir di atap rumahmu. Tapi bagiku, Heineken penyelamatku. Heineken yang akan selalu mejeng di atas meja belajarku. Heineken yang selalu setia bersanding dengan Pipit, laptop kesayanganku. Heineken yang berjasa - jadi speaker kesayanganku :)
Aud
21/ 2/ 2013

Itu tulisan fiksi yang kubuat beberapa jam yang lalu dalam rangka 'belajar nulis'. Belajar nulis maksudnya bukan belajar kayak anak TK yang baru belajar nulis alfabet. Tapi belajar membuat suatu karya yang bisa dibaca dan dinikmati orang lain. Tadi ide awalnya dari sebuah speaker berbentuk kaleng bertuliskan Heineken. Abrakadabra! Jadilah tulisan di atas.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...