Kamu duduk di sebelahku. Malam yang dingin, bukan? Namun, meskipun dinginnya menusuk tulang, dada ini masih sesak saja. Panas. Mataku ikutan terasa panas. Sial.
Kamu tiba-tiba melihat ke arahku. Tanganmu memegang wajahku dan perlahan memalingkannya ke arahmu. Sekarang kamu bisa melihatku dengan lebih jelas. Aku tidak berani menatap matamu. Sedetik kemudian kamu menarik kepalaku dan menyandarkannya di dadamu. Kedua lenganmu memelukku erat. Aku bisa mendengar detak jantungmu. Kemudian kurasakan dadamu sedikit bergetar.
"Jangan khawatir, sayang. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu seorang diri lagi. Maafkan aku karena aku selalu berpikir semuanya baik-baik saja. Karena aku selalu berpikir kamu hanya sedang butuh waktu untuk dirimu sendiri. Maafkan aku karena tidak pernah berani menanyakan keadaanmu, bagaimana hari-harimu setelah seharian kita jarang bercakap dan karena kubiarkan hal ini terjadi berulang kali. Maafkan aku karena jarang menyediakan waktu untuk kita berdua. Ketahuilah bahwa kamu akan selalu dapat mengandalkanku."Dekapanmu terasa semakin erat. Kini mataku basah.
No comments:
Post a Comment