Tuesday, 12 December 2017

Klavus

Suatu hari di awal bulan Januari 2017, matahari bersinar seperti seharusnya. Suasana rumah tenang seperti biasanya hanya kadang terdengar suara kaki anjing naik-turun tangga, daily exercise. Sampai saat bel rumah berbunyi, ada yang ingin menyetor uang deposit pulsa ke mama. Kebetulan aku yang membukakan pintu depan rumah. Bambi saat itu sedang di lantai atas, tapi karena sudah terbiasa waspada menjaga agar Bambi tidak kabur aku menahan pintu dengan kakiku. Eh.. saking semangatnya membuka pintu, tumit kaki kanan yang dipakai menahan pintu terjepit di bawah pintu. Wadouw!

Sakit, sih, rasanya seperti dicubit keras-keras. Aku menganggap sakitnya akan mereda seiring dengan berjalannya waktu, jadi nggak aku apa-apain. Sekitar satu bulan lebih setelah kejadian itu, aku mulai sadar kalau jalanku jadi agak jinjit karena aku menahan agar tumitku nggak kena lantai which is mean sakit di kakiku itu belum menunjukkan tanda-tanda akan pergi.

Barulah aku menaruh perhatian serius ke si tumit. Setelah diamat-amati, bagian di sekitar tumit yang terjepit kemarin seperti mengapal (kapalan). Aku pergi ke dokter terus dirujuk ke dokter spesialis bedah. Kalau tidak salah beliau nyaranin untuk dioperasi. Jadi daging yang agak timbul itu harus diangkat karena mungkin menjepit saraf sehingga menimbulkan rasa sakit. Dokternya bilang, kalau oke (setuju operasi) bisa langsung atur jadwalnya. Aku bilang sih, masih mau pikir-pikir dulu. Pertimbanganku waktu itu adalah aku akan wisuda bulan April. Takutnya proses penyembuhan pasca operasi akan mengganggu persiapan dan pelaksanaan wisudaku nanti. Kemungkinan paling buruk ya aku nggak bisa ikut wisuda. Akhirnya aku urungkan dulu niat untuk operasi.

Nah, adikku nyaranin buat diobati dulu pakai salep *8 karena menurutnya itu sejenis mata ikan. Dia cerita kalau dosennya punya mata ikan terus sembuh setelah diobati pakai salep *8. Aku sempat nggak mau dan baru ngasih salep sekitar bulan Mei, pokoknya pas urusan wisuda sudah rampung. Sekitar 2 minggu dikasih salep tersebut, kulit yang kapalan pelan-pelan mengikis lalu terlihat lingkaran di bagian yang sakit. Di tengah-tengah lingkaran ada semacam daging (aku nggak tau pasti itu apa) terus di sekitar daging tersebut ada kayak hitam-hitam gitu. Aku coba tarik-tarik pakai pinset. Setiap hari seperti itu sampai suatu hari pas aku tarik, rasanya sakit sekali dan keluar sedikit darah. Setelah itu aku nggak berani otak-atik lagi. Penampakan tumitku jadi agak jelek.

Karena khawatir bakal infeksi atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, aku kembali lagi ke dokter lalu disarankan untuk operasi. Karena kali itu aku sudah tidak ada tanggungan apa-apa lagi, aku berani mengiyakan. Maka diaturlah jadwal operasi hari Selasa tanggal 13 Juni 2017. Satu hari sebelumnya aku udah harus cari kamar untuk persiapan operasi. Untungnya saat itu ada kamar yang kosong.


OPERASI
Karena rencananya operasi akan dilaksanakan jam 10 pagi, aku harus puasa makan dan minum H-6 jam sebelum operasi. Oh iya, aku akan dibius total ketika operasi nanti.

Singkat cerita, aku udah selesai operasi dan pas bangun langsung nangis karena kesakitan bangeett.. Hiks.. Mamaku udah duduk nungguin di sebelah tempat tidur. Kami masih di ruang persiapan operasi. Terus aku dipindah ke kamar rawat inap dan memilih tidur lagi daripada harus merasakan sakit. Eh, pas bangun nangis lagi kayak orang kesel dan gemes “kok sakit banget sih?!” gitu. Hahaha..

Aku diperbolehkan minum dan makan kalau sudah tidak merasakan pusing. Aku minum dan makan dengan lahap, tapi tidak lama kemudian muntah. Mantap. Nggak apa-apa, aku lanjut lagi makannya sampai piring bersih mengkilat. Habis itu rebahan lagi.

Aku sudah diperbolehkan pulang sore harinya, nggak mau berlama-lama di rumah sakit karena siapa tau ada pasien lain yang ingin menggunakan kamarnya.

Singkat cerita, aku sudah masuk tahap penyembuhan pasca operasi. Ada beberapa masalah kecil yang muncul (seperti mendadak maag!), tapi semua bisa diatasi dengan baik. Lama-lama aku bisa berpijak dengan baik lagi.


to be continued.. Klavus (part 2)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...