Wednesday, 22 February 2012

Tragedi Batagor

Heii.. Heii.. Aku kembali!! Kali ini tidak akan bercerita panjang lebar mengenai kejadian di hari yg lalu. Proyek 29 hari-ku aku harap masih berjalan, meskipun sejak hari Minggu kemarin sudah nggak diinget-inget lagi apa saja pemberianku. Aku "yakin-yakinin" aja, pasti ada yg kuberikan setiap harinya *nggawe-nggawe dhewek* 


Minggu adalah hari yg indah! Hari itu adalah hari Novena kedua, jadi aku pergi ke gereja nggak sama mama-papa dan adek-adekku. Sebelum pergi ke gereja, aku diberi mandat untuk mengantar Lea dan Tyas yg akan mengikuti lomba mewarnai dan menggambar di sekolahnya. Kenapa aku? Karena aku akan mengikuti misa jam sepuluh, sementara mama akan mengikuti misa jam setengah delapan, sementara lagi lombanya dimulai jam delapan. Maka, berangkatlah aku ke Sang Timur sekitar pukul 7.30
WIB. Sampai di sana celingukan nyari tempat daftar ulang. Untung ketemu sama gurunya Tyas. Kami selamat u,u. Ruangan buat lombanya beda, Tyas didampingi olehku buat daftar ulang, Lea pergi diantar gurunya Tyas (terbalik seharusnya, tapi itu realita yg terjadi). Aku nunggu di dalam ruangan nemenin Tyas. Ngobrol-ngobrol sama temennya Tyas *gue berasa 'kakak' bangeeeeett :D* Kenalan sama yg namanya Jovan dan Pieter. Jovan ini kayak Tyas modelnya kalo diliat-liat. Nyleneh-nyleneh gimana gitu, mereka sama-sama suka keluyuran. Masa' aku mo ditinggal pergi main -__-" aku tahan deh, mereka, "Stop, anak-anak! Temani kakak di siniiiiih..pliiiisss..." *masang wajah melas dan agak garang* Mereka kembali ke tempat duduknya lagi. Terus datang Pieter, duduk di sebelah kanannya Tyas. Nah, dari hasil obrolan kecilku dengannya, dapat disimpulkan Pieter ini anaknya baek hati, suka senyum bin sopan. Ngliat mukanya udah ketauan O:) Akhirnya tiba waktuku untuk meninggalkan mereka. Setelah mengucapkan slamat tinggal pada anak-anak itu, kulangkahkan kaki menuju parkiran sambil berdoa smoga Lea yg belum kutengok baik-baik saja keadaannya dimanapun dia berada.

Sabtu sebelumnya adalah hari yg kurang menggembirakan. Padahal kalo ngliat primbon Jawa, hari itu katanya adalah hari baik buat mangsa sadha. Aku nggak tau apa itu sebenarnya yg jelas aku termasuk mangsa tersebut. Alih-alih beruntung malah sakit perut karena batagor T_T Begini kisahnya...
Aku nitip batagor ke Kiki. Dia mo pergi ke depan gerbang sekolah buat beli bakwan kawi bersama Astri, Tata, dan Rena. Aku nggak ikutan karena lagi nggak pengen jalan jauh-jauh *halah*. Karena mereka makan di sana, akhirnya titipan batagorku dititipkan ke Ivan yg kebetulan beli juga. Aku lahap deh, batagornya. Lapar skali waktu itu. Pas pendalaman materi ada yg aneh sama perutku, mules mules nggak karuan. Aku kira sakit perut biasa. Ina ngasih minyak aroma terapi, tapi cuma aku hirup-hirup baunya, nggak diolesin ke perut. Tapi makin lama rasanya kayak diremes-remes perutnya. Ooh...man.. Aku langsung ijin ke UKS.
aku: mbak, perutku mules, nih, habis makan batagor. Kasih obat apa?
mbaknya: kasih dexanta sana (sambil ngasih kunci raknya)
aku: okee..
mbaknya: habis makan pedes-pedes to?
aku: haa? iya, tapi nggak pedes-pedes banget kok.
mbaknya: yowis.. jangan lupa nulis di buku.
aku: okee, makasi.. (sambil berlalu kembali ke kelas)
Sesampainya di kelas, aku minum obatnya.
aku: ini obatnya ditelen, diemut, ato dikunyah ya?
kiki: emang itu obat apaan? kalo obat maag dikunyah.
aku: nggak tau. aku telen ajalah.
Perutnya masih mules aja, meskipun udah agak berkurang rasanya. Aku baca tulisan di strip obat bagian belakang: untuk mengurangi gejala-gejala kelebihan asam lambung, gastrit bla bla blaa... Woalah, obat maag to. Belum ada sejarahnya aku minum obat maag. Akhirnya bel bunyi jugaaaaa!! Aku bertekad bakal langsung makan begitu sampai rumah. Habis makan terus istirahat. Terus nggak kerasa lagi sakitnya. Sampai sekarang tidak diketahui perutku kenapa mules-mules gitu (kekeuh, bukan maag pokoknya). Dan sejak saat itu pula aku bertekad tidak akan membeli batagor di depan gerbang sekolah lagiiiii....!! -tamat-

2 comments:

  1. weit..sebut merk, tak bilangin apa bilang sendiri?hehe

    ReplyDelete
  2. haha aku nggak nyebut merk lho, Bay..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...