Tuesday, 6 March 2012

Jalan Kita Bersama

Hola! Como esta? Ich hoffe gut.. *yg ini bahasa campur-campur* hahaha
Masih inget sama aku kan?? Umm.. udah lama banget nggak blogging and happy new moon by the way, eh, new month! :) hehe.. padahal udah 6 hari berlalu. Di bulan Maret yg indah ini hujan masih aja datang tak dinyana-nyana. Tiap hari mulai jam 1 siang awan mendung udah bertengger di atas sana. Kayaknya lagi sibuk nyari-nyari tempat yg pas buat nurunin air. Begitu 'klop' dilancarkanlah serangan udaranya. Dan dalam waktu sekejap basah semuaaaa... Sampai pernah di suatu pagi yg sejuk, kota Jogja berkabut. Jarang-jarang hloo.. Inilah dampak hujan yg setia turun tiap malam.

Proses terjadinya hujan ini selalu didahului dengan cuaca panas. Pokok'e kalo mo jalan jam 12 siang ke atas ato jam-jamnya pulang skolah tuh ya, yg ngendarain sepeda motor kudu pake jaket sama sarung tangan. Panasnya nggak tanggung-tanggung kadang-kadang...
Oke, kembali ke topik. Karena cuaca panas itu, hampir di setiap perempatan yg ada lampu lalu lintasnya -dan ada pohonnya terutama- beberapa pengendara motor sibuk nyari tempat yg teduh buat berhenti nungguin lampu lalu lintas berganti warna hijau. Beuh, sebel banget kalo udah gini. Sebenernya nggak masalah-masalah banget kalo si pengendara milih tempat berteduh di deket pembatas jalan, agak pinggirlah.. Hla kalo di tengah jalan gimana coba? Udah membahayakan keselamatan diri sendiri, membahayakan keselamatan orang lain pula. Yang berhenti seenaknya sendiri, pengendara di belakangnya kan jadi kaget kalo ada yg berhenti tiba-tiba di tengah jalan gitu [-___-]

Peristiwa ini baru saja aku alami sendiri tadi siang ketika pulang skolah. Di sebuah simpang empat, *kayak nama rumah makan Padang #simpang lima* lampu lalu lintas baru saja berganti warna merah. Kendaraan mulai menurunkan kecepatan dan berhenti menunggu lampu hijau menyala. Seorang pengendara motor -di depan akuuuu-, ibu-ibu yg membawa serta anaknya, berhenti tiba-tiba di tengah jalan kemudian memundurkan motor dengan kakinya *yaiyalah*. Aku bingung, bimbang, dan ragu. Apa yg sebenarnya sedang dilakoni oleh ibu ini!? Ternyata dia berhenti tepat di bawah secuil bayang-bayang ranting pohon berdaun cukup lebat. Aku terkesiap, wow! *lebay* Aku segera membelokkan stang motorku ke arah kiri sementara di saat yg sama terdengar suara klakson mobil di belakangku. Aku melaju ke depan. Dan si ibu tetap diam di sana, di bawah bayang-bayang ranting, tak bergeming.. *backsound lolongan srigala* Kuperhatikan si ibu lewat kaca spion motorku, dia masih bertahan, sementara pengendara motor lain sibuk menghindarinya dan berhenti di samping dan belakangku. Ajaibnya, ada juga pengendara motor yg ikut-ikutan berhenti di belakang motor ibu itu, mencari secercah harapan, kebagian bayangan ranting pohon.

Sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air, kejadian seperti ini tentu saja membingungkan pengendara lain yg mau berhenti. Lha iya, wong masih ada tempat di depan yg bisa diisi, malah berhenti di tengah-tengah gitu. Ada baiknya, carilah tempat dekat pembatas jalan atau tidak apa-apalah terkena panas matahari, toh maksimal cuma 100 detik ini lampu merahnya. Dan seperti yg sudah dikatakan tadi, pakailah pakaian berkendara yg lengkap: helm, jaket, sarung tangan, slayer mungkin, untuk menghindari kontak langsung dengan sinar ultravioet. Sama-sama pemilik jalan, sama-sama pengguna jalan, jangan seenaknya menggunakan jalan. Yips, perhatikan juga pengendara lain. Jalan raya ini bukan jalan nenek moyangmu, bukan pula jalan nenek moyangku, tapi jalan kita bersama. Gunakanlah dengan bijak! Tenga un buen día!


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...