Masih pemberianku setiap harinya.. Hari Jumat (3/2) ada praktek agama. Kami diminta membuat dan menyampaikan homili dengan tema tertentu. Persiapannya 2 minggu. Kalo menurutku, sih, cukup-cukup bengetlah waktu persiapannya. Nah, menjelang hari Jumat timbul kontroversi upraknya mau diliatin audience atau nggak. Aku lebih suka ada audience nya, biar seru, ada yang nemenin juga. Tapi lebih banyak yang milih di depan guru aja. Ya udah, aku ngikut. Tapi aku minta tampil pertama biar pada ngliatin dulu. Hehehe.. Setelah giliranku selesai, temen-temen lain udah pada ngacir keluar. Pas Richo tampil, aku duduk manis di kursiku, seolah-olah tidak ada yang mempermasalahkanku duduk di situ :D tapi sebenarnya bermasalah, aku diminta keluar sama Richo. Tapi aku kekeuh nggak mau beranjak. Habis di situ juga ada Greg sama Anton. Akhirnya Richo ngalah ^^. Teruuuss kayak gitu, setiap ganti orang, yang nonton juga ganti-ganti dan semakin banyak! Akhirnya pas giliran Astri,
semua anak udah duduk ke posisi semula. Sahabatku yang satu ini paling kekeuh nggak mau diliatin. Tapi apa boleh dikata, tidak mungkin kami dipaksa keluar lagi. Dia berhasil melalui gilirannya. Aku tau dia tampil kurang santai, jadi ada rasa nggak enak karena aku biang hadirnya para audience. Sampai di rumah, aku sms dia, minta maaf kalo homilinya jadi agak kacau. Tapi dia bilang gapapa. Ternyata seru juga ada yang nemenin. Lega. Aku beri dia sedikit masukkan, kalo maju kayak gitu persiapannya harus matang dan... pede aja lagi, lupa-lupa dikit nggak masalah. Latihan nekat berbicara di depan banyak orang. Komunikasi dengan audience jadi salah satu materi yang dinilai. Nah, kalo nggak ada mereka, mo ngomong sama siapa? Dan Astri seneng dikasih masukkan. Aku senang bisa -setidaknya- mengajak teman-teman untuk 'pede aja lagi' :)
semua anak udah duduk ke posisi semula. Sahabatku yang satu ini paling kekeuh nggak mau diliatin. Tapi apa boleh dikata, tidak mungkin kami dipaksa keluar lagi. Dia berhasil melalui gilirannya. Aku tau dia tampil kurang santai, jadi ada rasa nggak enak karena aku biang hadirnya para audience. Sampai di rumah, aku sms dia, minta maaf kalo homilinya jadi agak kacau. Tapi dia bilang gapapa. Ternyata seru juga ada yang nemenin. Lega. Aku beri dia sedikit masukkan, kalo maju kayak gitu persiapannya harus matang dan... pede aja lagi, lupa-lupa dikit nggak masalah. Latihan nekat berbicara di depan banyak orang. Komunikasi dengan audience jadi salah satu materi yang dinilai. Nah, kalo nggak ada mereka, mo ngomong sama siapa? Dan Astri seneng dikasih masukkan. Aku senang bisa -setidaknya- mengajak teman-teman untuk 'pede aja lagi' :)
Di hari berikutnya, setelah pulang sekolah. Aku ngobrol-ngobrol dulu sama keempat temanku, as usual. Dari obrolam ini aku tau, masing-masing kami orangnya pedulian. Hari itu aku udah godain Retno, yang kalo diperhatiin mood-nya lagi kurang bagus. Maksudnya mo menghibur gitu. Adalah, sesuatu yang terjadi siang itu sebelum pulang sekolah, nggak bisa diceritain di sini. Tapi aku ngrasa berlebihan menghiburnya, jangan-jangan dia gantian kesal gara-gara aku yang ribut dari tadi. Akhirnya aku berniat ngasih dia biskuit better hari Seninnya. Hitung-hitung sebagai ucapan terimakasih udah menerima keributanku dengan sabar *loh?* maksudnya sekalian minta maaf udah aku godain. Sorenya setelah selesai gereja, aku menghampiri Kiki, yang bertugas jaga parkir, untuk mengambil flashdisk yang dipinjamnya. Malem-malem itu, di tengah hujan rintik-rintik, Kiki bercerita, masih ada kaitannya sama peristiwa siang tadi, membuka sedikit lembaran lama yang bikin aku sadar banget kalo aku punya sahabat sekaligus saudara yang care banget sama aku. Yang siap melindungiku dari orang-orang yang berusaha menyakitiku. Yang siap menahanku saat aku mau jatuh. Yang WOW banget! Aku bersyukur kepada Tuhan atas hadiah-Nya yang istimewa ini! Tugasku adalah menjaga pemberian ini sampai kapanpun, selama aku bisa :)
Hari Minggu aku pergi TO di rumah Jimmy. Paginya sebelum berangkat aku diminta sekalian mengantarkan helm Fira yang ketinggalan. Aku sempat menolak, tapi toh bukan aku namanya kalo nggak nerima permintaan papa pagi itu. Setelah TO selesai, aku pergi ke SMF lewat jalan R.E. Martadinata. Sampai di pertigaan PKU Muhammadiyah, arus kendaraan dialihkan ke kiri. Aku ngikut deh, baru inget juga hari itu ada Sekatenan. Udah panas, macet pula. Tapi akhirnya berhasil menikmati perjalanan dengan normal. Keluar di pertigaan stasiun Tugu, terus ke arah malioboro. Sampai persimpangan layar besar, kendaraan udah pada ngantri mo ke malioboro dan pas itu juga jalan ke malioboro ditutup. Aku urungkan niat mau lewat jalan Mataram. Akhirnya lurus lewat kotabaru. Aku hubungi Fira, ternyata dia dalam perjalanan ke rumah temennya di Nitipuran! 'Kenapa nggak bilang dari tadi' pikirku. Kan nggak perlu jadi muter jauh gini. Aku pergi ke sana melewati Tugu, lewat rumah Jimmy lagi, dan akhirnya tiba di rumah temennya Fira! Legaa.. Muter-muter itu kalo dipikir-pikir nggak sebanding sama nuntun motor waktu hujan turun malam-malam. Dan untung bukan papa yg nganterin. Kasian ntar kejebak macet. Aku bersyukur kembali :)
Senin ada latihan ujian Agama. Jadi, pelajaran jam 1-2 nggak ada. Jam ke-3 sekalian nggak ada, pelajaran olahraga. Habis tanggung sih waktunya. Hari ini ujian tertulis Bahasa Jerman. Aku udah mempersiapkannya. Meskipun ada yang kurang bisa, tapi aku udah berusaha dengan kemampuanku sendiri. Kasian rasanya melihat teman yang tidak percaya diri waktu ngerjain soal. Ketika gurunya pergi ke luar kelas sebentar, ada yang buka buku catatan, kerjasama dengan temannya. Aku baru membaca materi pelajaran tentang hati nurani dan aku rasa hati nurani mereka yang tidak percaya diri itu sudah tumpul karena tidak rajin diasah. Mereka mengabaikan perkataan hati nurani mereka. Hari ini aku bersyukur masih dapat bekerjasama dengan hati nuraniku untuk melakukan pekerjaan yang benar. Aku senang masih mengizinkan hati nuraniku bekerja :) Malamnya ada pertemuan mudika mendadak, aku mengeluhkannya. Awalnya berat sekali mau hadir, tapi aku sudah berjanji untuk tidak banyak mengeluh. Jadi aku cepat-cepat mandi lalu berpakaian. Setelah selesai berpakaian, ternyata pertemuannya udah selesai! Antara 'sayang sekali' dan lega :D Terus mama bilang, daripada mubazir udah ganti baju, sekalian depositin pulsa aja. Akhirnya aku pergi sama Nane ke glagah sari. Senangnya, HE answered my prayer :)
Senin ada latihan ujian Agama. Jadi, pelajaran jam 1-2 nggak ada. Jam ke-3 sekalian nggak ada, pelajaran olahraga. Habis tanggung sih waktunya. Hari ini ujian tertulis Bahasa Jerman. Aku udah mempersiapkannya. Meskipun ada yang kurang bisa, tapi aku udah berusaha dengan kemampuanku sendiri. Kasian rasanya melihat teman yang tidak percaya diri waktu ngerjain soal. Ketika gurunya pergi ke luar kelas sebentar, ada yang buka buku catatan, kerjasama dengan temannya. Aku baru membaca materi pelajaran tentang hati nurani dan aku rasa hati nurani mereka yang tidak percaya diri itu sudah tumpul karena tidak rajin diasah. Mereka mengabaikan perkataan hati nurani mereka. Hari ini aku bersyukur masih dapat bekerjasama dengan hati nuraniku untuk melakukan pekerjaan yang benar. Aku senang masih mengizinkan hati nuraniku bekerja :) Malamnya ada pertemuan mudika mendadak, aku mengeluhkannya. Awalnya berat sekali mau hadir, tapi aku sudah berjanji untuk tidak banyak mengeluh. Jadi aku cepat-cepat mandi lalu berpakaian. Setelah selesai berpakaian, ternyata pertemuannya udah selesai! Antara 'sayang sekali' dan lega :D Terus mama bilang, daripada mubazir udah ganti baju, sekalian depositin pulsa aja. Akhirnya aku pergi sama Nane ke glagah sari. Senangnya, HE answered my prayer :)
No comments:
Post a Comment